Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi inflasi di bulan Januari 2018 sebesar 0,6 persen karena kenaikan harga beras. Namun, angka tersebut masih di bawah inflasi Januari 2017 sebesar 0,97 atau secara tahunan dan juga lebih rendah dari capaian Desember 2017 di angka 0,71 persen.
"Inflasi Januari minggu ketiga ada di kisaran 0,6 persen. Secara tahunan kami melihat itu akan ada di bawah 3,5. Dan kami harapkan koordinasi yang sudah dilakukan di bulan Januari ini akan membuat kami secara umum bisa mengendalikan inflasi di 2018," terang Agus di Gedung Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Rabu (24/1).
Agus mengatakan penyumbang inflasi pada bulan ini adalah harga pangan yang tidak stabil. Kenaikan harga beras, kata Agus, menjadi salah satu penyebab inflasi di bulan ini. Selain itu, harga beberapa komoditas holtikultura juga mengalami kenaikan, salah satunya cabai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, pihaknya menyambut baik upaya pemerintah untuk mengendalikan harga dengan melakukan impor beras. Hal itu, kata Agus, dapat membantu mengendalikan harga dan inflasi.
"Kami juga tau dalam waktu tidak lama panen akan berlangsung sehingga harga akan kembali terkendali," imbuh Agus.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini akan memengaruhi laju inflasi pada Januari 2018.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Yunita Rusanti menerangkan, harga beras berkontribusi cukup tinggi terhadap tingkat inflasi, yaitu mencapai 3,8 persen.
Walaupun tak menyebut potensi kenaikan tingkat inflasi bulan Januari 2018, Yunita mengakui, tingkat inflasi memang sangat bergantung pada pergerakan harga beras.
"Kalau ada kenaikan harga beras sedikit saja, maka akan berpengaruh ke inflasi," jelas Yunita.
(gir)