Jakarta, CNN Indonesia -- PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 38 persen pada 2017. Alhasil, total penjualan Aneka Tambang naik menjadi Rp12,55 triliun dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp9,11 triliun.
Direktur Utama Aneka Tambang, Arie Prabowo menjelaskan, komoditas emas menyumbang nilai penjualan terbanyak, yakni Rp7,37 triliun. Angka itu berkontribusi 59 persen dari total penjualan Antam.
"Peningkatan penjualan emas sejalan dengan upaya perusahaan untuk terus melakukan perluasan pasar dan pengembangan produk emas Logam Mulia," papar Arie dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (30/1).
Arie menambahkan, emiten berkode ANTM ini mencatatkan volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.967 kilogram (kg) sepanjang tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, penjualan feronikel menjadi penyumbang kedua dari total penjualan Antam setelah komoditas emas. Perusahaan membukukan penjualan feronikel sebesar Rp3,17 triliun atau 25 persen dari total penjualan.
"Nilai penjualan feronikel pada tahun 2017 naik 14 persen dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp2,78 triliun," kata Arie.
Sementara itu, total penjualan feronikel pada periode kuartal IV 2017 tumbuh 11 persen menjadi Rp1,43 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang hanya Rp1,29 triliun.
Selanjutnya, perusahaan meraup pendapatan dari penjualan bijih nikel sebesar Rp1,32 triliun. Sementara, pada tahun 2016 penjualan bijih nikel hanya sebesar Rp295 miliar. Artinya, penjualan bijih nikel Antam melonjak hingga 347 persen.
"Untuk bauksit Antam mencatatkan pendapatan sebesar Rp398 miliar, naik 283 persen dibandingkan nilai penjualan bauksit pada tahun 2016 sebesar Rp104 miliar," tutur Arie.
(lav/bir)