Porsi Ekspor Ke 4 Negara Alternatif Hanya Rp3,5 T pada 2017

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 31 Jan 2018 21:25 WIB
Kementerian Perdagangan mengatakan misi dagang ke pasar nontradisional hanya menghasilkan nilai ekspor US$264,7 juta atau setara Rp3,57 triliun pada 2017.
Kementerian Perdagangan mengatakan misi dagang ke pasar nontradisional hanya menghasilkan nilai ekspor US$264,7 juta atau setara Rp3,57 triliun sepanjang tahun lalu. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan mengatakan misi dagang ke pasar nontradisional di empat negara hanya menghasilkan nilai ekspor US$264,7 juta atau setara Rp3,57 triliun sepanjang tahun lalu. Pasar dagang alternatif yang dimaksud ialah negara Afrika selatan, Nigeria, Mesir, dan Rusia.

Angka itu tercatat hanya 0,15 persen dari total ekspor kumulatif 2017 yang mencapai US$168,73 miliar. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai, pencapaian ekspor ini merupakan transisi yang baik untuk semakin ekspansi ke pasar nontradisional pada 2018 ini.


“Kami harap, momentum ini akan berlanjut di tahun 2018 ini,” jelas Enggartiasto di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (31/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan, misi dagang ini melengkapi kinerja ekspor ke negara-negara nontradisional seperti Amerika Selatan yang menunjukkan pertumbuhan sepanjang tahun lalu. Sebagai contoh, menurut data Kementerian Perdagangan, pertumbuhan ekspor ke Brazil dan Argentina sepanjang tahun lalu tercatat 11,2 persen dan 22,79 persen.

Begitu pun dengan negara Asia Selatan. Pertumbuhan ekspor ke India tercatat 41,56 persen sepanjang tahun lalu dan diikuti Pakistan sebesar 21,89 persen.

“Momentum yang baik ini berlanjut di mana kami mendampingi Bapak Presiden (Joko Widodo) mengunjungi negara Asia Selatan. Kami mencatat misi dagang ke India dengan potensi transaksi US$2,16 miliar dan ke Pakistan sebesar US$115,02 juta,” kata dia.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo sendiri berharap Kemendag bisa meningkatkan ekspor ke negara-negara nontradisional untuk mendongkrak daya saing ekspor di tingkat Asia Tenggara.

Sebab, kinerja ekspor Indonesia dianggap masih lemah dibanding negara tetangga. Dalam hal ini, ia mencontohkan Thailand dengan nilai ekspor US$231 miliar atau Malaysia dengan nilai ekspor US$184 miliar.

“Indonesia terlalu monoton mengurus pasar-pasar tradisional. Sudah bertahun-tahun Indonesia ditingal negara lain yang mulai mengintevensi pasar-pasar baru. Indoensia tidak pernah menengok Pakistan misalnya, penduduknya 207 juta, dibiarkan tidak diurus. Bangladesh misalnya, penduduknya 160 juta, ini pasar besar,” jelas dia. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER