Jakarta, CNN Indonesia -- Ramalan positif terhadap kinerja keuangan sepanjang 2017 PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menyebabkan kedua saham tersebut layak untuk dikonsumsi pada pekan ini.
Analis Anugerah Sekuritas Indonesia, Bertoni Rio mengatakan, dua emiten ini akan membukukan pertumbuhan laba bersih dua digit. Dengan kata lain, kenaikan laba bersih keduanya berpeluang lebih dari 9 persen.
"Saham yang memiliki fundamental baik memiliki pertumbuhan laba bersih stabil setiap tahunnya atau tumbuh 12 persen sampai 20 persen," ungkap Bertoni kepada
CNNIndonesia.com, Senin (5/2).
Bertoni mengungkapkan, khusus kinerja Semen Baturaja dipengaruhi oleh maraknya pembangunan infrastruktur di Sumatera. Dengan demikian, permintaan semen pun meningkat meski kondisi kelebihan pasokan (oversupply) masih terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan infrastruktur di Sumatera jadi salah satu sumber dari Semen Baturaja," terang Bertoni.
Namun, kinerja keuangan Semen Baturaja pada kuartal III 2017 sebenarnya masih turun. Perusahaan hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp107,53 miliar, merosot 38,45 persen dari periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp174,72 miliar.
Sebaliknya, AKR Corporindo justru meraih pertumbuhan laba bersih sebesar 28,29 persen hingga tembus Rp1,01 triliun dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya Rp793,19 miliar.
Sementara itu, Bertoni mengakui valuasi saham Semen Baturaja dan AKR Corporindo sudah tinggi. Bila dilihat dari sisi rasio harga saham berbanding laba bersih atau
price earning ratio (PER), Bertoni merinci, posisi Semen Baturaja telah mencapai 227,78 kali dan AKR Corporindo sebesar 17,13 kali.
"Saham fundamental bagus punya harga lebih tinggi dari harga saham pada waktu saat ini," ucap Bertoni.
Kendati sudah tinggi, tetapi kedua saham ini kompak terkoreksi pada akhir pekan lalu. Lebih detail, saham Semen Baturaja turun tajam sebesar 2,74 persen ke level Rp3.190 per saham dan AKR Corporindo anjlok 2,92 persen menjadi Rp5.825 per saham.
"(Target harga saham) Semen Baturaja di level Rp3.500 per saham, AKR Corporindo Rp7.000 per saham," jelasnya.
Artinya, saham Semen Baturaja masih berpotensi bangkit (rebound) sepanjang pekan ini dan naik 9,71 persen. Begitu juga dengan saham AKR Corporindo yang diyakini tumbuh hingga 20,17 persen.
Di sisi lain, bagi pelaku pasar yang menginginkan saham berkapitalisasi besar (big capitalization/big cap), maka Bertoni menyarankan agar masuk dalam saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom.
Sama seperti sebelumnya, kinerja keuangan Telkom juga diproyeksi naik sampai dua digit pada tahun 2017. Sementara, harga saham terpantau terus turun sejak 29 Januari 2018.
Pada saat itu, harga saham masih berada di level Rp4.070 per saham. Namun, keesokan harinya langsung anjlok hingga ke level Rp3.970 per saham. Beruntung, harga saham Telkom akhir pekan lalu berhasil menanjak dan kembali menyentuh level Rp4.000 per saham.
"PER Telkom sebesar 16,88 kali. (Harga saham Telkom) pekan ini bisa Rp4.400 per saham," ujar Bertoni.
 Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa Aktivitas di Bursa Efek Indonesia. |
Laju Saham Ramayana dan Matahari Tambah KencangTak hanya itu, pelaku pasar masih memiliki alternatif saham di sektor ritel untuk pekan ini. Pasalnya, daya beli masyarakat diramalkan lebih baik dari tahun 2017.
Analis Trimegah Sekuritas, Rovandi memaparkan, pemilihan kepala daerah (pilkada) yang dilakukan secara serentak di 171 wilayah akan menopang pertumbuhan daya beli masyarakat.
"Kalau ada pilkada, saham ritel akan selalu bergerak," tutur Rovandi.
Untuk itu, ia menempatkan saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dalam posisi beli (buy). Dengan pertumbuhan daya beli masyarakat, maka akan berimbas positif pada kinerja keuangan perusahaan tahun ini.
"Ada bantuan pemerintah yang diberikan secara tunai. Nah itu akan digunakan untuk belanja," kata Rovandi.
Menurutnya, harga saham Ramayana Lestari Sentosa bisa melejit hingga Rp1.300 per saham dan Matahari Department Store ke level Rp11.700 per saham.
Pada akhir pekan lalu, harga saham Ramayana Lestari Sentosa ditutup naik 2,52 persen ke level Rp1.220 per saham, sedangkan saham Matahari Department Store anjlok 3,56 persen ke level Rp10.850 per saham.
Di sisi lain, pelaku pasar masih bisa masuk ke saham berbasis tambang saat harga batu bara terus menanjak. Rovandi menyebut, harga batu bara masih di atas US$100 per metrik ton hingga akhir pekan lalu.
"PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) masih bisa bergerak, batu bara dunia di level US$102 per metrik ton," ungkap Rovandi.
Harga saham perusahaan pada akhir pekan lalu terpantau stagnan di level Rp1,170 per saham. Rovandi memproyeksi, harga saham Delta Dunia Makmur tembus ke level Rp1.250 per saham pada pekan ini.
"Untuk
resistance di level Rp1.250 per saham dan level
support-nya Rp1.050 per saham," jelas Rovandi.
Selain itu, ia juga optimis perusahaan dapat mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada tahun 2017.
Bila dilihat dari laporan keuangan perusahaan dalam sembilan bulan pertama tahun 2017, pendapatan perusahaan tumbuh 33,52 persen menjadi US$558,47 juta dan laba bersih naik 24,08 persen menjadi US$31,43 juta.
(lav)