GMF Perpanjang Kontrak Rawat Pesawat Kepresidenan Rp20 Miliar

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Rabu, 07 Feb 2018 10:33 WIB
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF resmi memperpanjang kontrak kerja sama bernilai Rp20 miliar.
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF resmi memperpanjang kontrak kerja sama bernilai Rp20 miliar. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf).
Singapura, CNN Indonesia -- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF resmi memperpanjang kontrak kerja sama bernilai Rp20 miliar dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) untuk perawatan Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia.

Kepala Biro Umum Kemensetneg Piping Supriatna mengatakan, perpanjangan kontrak kerja sama ini untuk perawatan pesawat yang biasa digunakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu dengan jenis Boeing Business Jet (BBJ2).

"Untuk nilai, tergantung pada berapa kerusakan dan kegiatannya seberapa jauh, yang memang sesuai dengan hal-hal tersebut, yang menentukan besaran anggarannya dari tahun ke tahun," ujar Piping di sela perhelatan Singapore Airshow 2018, Selasa (6/2).

Kerja sama ini telah dilangsungkan sejak 2014 dan terus diperpanjang setiap tahun. Bersamaan dengan ditekennya perpanjangan kontrak kerja sama perawatan tersebut, Piping berharap, kualitas GMF dapat terus ditingkatkan, sehingga memberikan kepercayaan bagi maskapai lain untuk melakukan perawatan di GMF.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pesawat yang biasa digunakan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), yaitu berjenis British Aerospace RJ 85 atau disebut RJ 85 dipercayakan kepada PT Pelita Air untuk perawatan.

"Kurang lebih (biaya perawatan) hampir sama, sekitar Rp20 miliar. Tapi kami ada lagi satu pesawat Aerospace itu (kerja sama perawatan) dengan PT Dirgantara Indonesia," terangnya.

Artinya, semua pesawat Kepresidenan dipantau oleh perusahaan penyedia jasa pemeliharan (Maintenance, Repair, and Overhaul/MRO) dalam negeri.

Direktur Line Operation GMF Tazar Marta Kurniawan mengatakan, kerja sama dengan Kemensetneg menjadi salah satu tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk mematangkan kemampuan dalam memelihara pesawat jenis BBJ.

"Terutama untuk BBJ ini suatu pasar yang memang akan digarap terus oleh GMF. Karena sebenarnya, sebelum pesawat Kepresidenan, kami juga sudah menggarap business jet dari perusahaan lain," kata Tazar.

Kendati begitu, memang menurut Tazar, sumbangan perawatan pesawat jenis BBJ ini masih kecil kepada pendapatan perusahaan yang ditargetkan mencapai US$523 miliar pada tahun ini.

Menurutnya, saat ini perusahaan juga memelihara sekitar empat pesawat jenis ini dengan nilai mencapai US$1 juta atau sekitar Rp13,3 miliar, dengan nilai per pesawat sekitar US$250 ribu.

"Ini sebenarnya nilainya masih kecil terhadap pendapatan kami. Bayangkan dengan target pendapatan kami tahun ini yang mencapai US$523 juta. Artinya, baru satu per lima ratus," jelasnya.

Secara keseluruhan, perusahaan menargetkan pendapatan tahun ini bisa mencapai US$523 miliar atau meningkat 20 persen dari realisasi tahun lalu. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER