Jakarta, CNN Indonesia -- Australia, Amerika Serikat, India dan Jepang tengah berunding tentang pembentukan skema infrastruktur regional bersama sebagai alternatif dari megaproyek infrastruktur besutan China, One Belt One Road (OBOR) dalam upaya untuk melawan pengaruh Negeri Tirai Bambu.
Dilansir dari
Reuters pada Senin (19/2), pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa rencana yang melibatkan empat mitra regional tersebut masih "baru lahir" dan tidak akan cukup matang untuk diumumkan saat kunjungan Perdana Menteri Australia Turnbull ke Amerika Serikat akhir pekan ini.
Pejabat tersebut mengatakan, bagaimanapun proyek tersebut menjadi agenda perundingan Turnbull dengan Presiden AS Donald Trump selama perjalanan, dan dibahas secara serius. Sumber tersebut menambahkan bahwa terminologi yang lebih disukai adalah dengan menyebut rencana tersebut sebagai alternatif OBOR China, bukan saingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang mengatakan China seharusnya tidak membangun infrastruktur. China mungkin membangun pelabuhan yang, dengan sendirinya tidak layak secara ekonomi. Kita bisa membuatnya layak secara ekonomi dengan membangun jalur jalan atau rel yang menghubungkan pelabuhan itu," jelas sumber.
Perwakilan Turnbull, Menteri Luar Negeri Julie Bishop dan Menteri Perdagangan Steven Ciobo tidak segera menanggapi permintaan komentar.
OBOR China pertama kali disebutkan dalam sebuah pidato oleh Presiden China Xi Jinping kepada mahasiswa di Kazakhstan pada 2013, hal itu dinilai merupakan wahana bagi negara Asia untuk mengambil peran lebih besar di tingkat internasional dengan mendanai dan membangun hubungan transportasi dan perdagangan global lebih banyak, hingga 60 negara
Xi Jinping telah banyak mempromosikan prakarsa tersebut, mengundang para pemimpin dunia ke Beijing pada bulan Mei yang lalu untuk sebuah pertemuan puncak dimana dia menjanjikan dana sebesar US$124 miliar untuk rencana tersebut, dan mengundangkannya ke dalam konstitusi Partai Komunis yang berkuasa pada bulan Oktober.
Pemerintah China setempat serta perusahaan negara dan swasta telah bergegas untuk menawarkan dukungan dengan berinvestasi di luar negeri dan memberikan pinjaman.
Pada bulan Januari, China menggariskan ambisinya untuk memperluas inisiatif ke Arktik dengan mengembangkan jalur pengiriman yang dibuka oleh pemanasan global, membentuk "Jalan Sutra Polar".
Amerika Serikat, Jepang, India dan Australia baru-baru ini menghidupkan kembali perundingan empat arah untuk memperdalam kerja sama keamanan dan mengkoordinasikan alternatif dari pembiayaan infrastruktur regional yang ditawarkan oleh China.
Empat negara itu disebut membahas dan bekerja sama terkait sebuah inisiatif itu pada satu dekade yang lalu. Hal itu dinilai membuat jengkel Cina, yang melihatnya sebagai usaha oleh negara-negara demokrasi regional untuk maju. Kuartet tersebut mengadakan pembicaraan di Manila di sela-sela KTT ASEAN dan Asia Timur bulan November.
(gir)