Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan program satu juta rumah tahun 2018 setidaknya sama dengan realisasi tahun 2017, yakni mencapai 900 ribu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pencapaian pembangunan satu juta rumah tahun lalu tercatat sebesar 904.758 unit. Artinya, realisasi pembangunan proyek satu juta rumah lagi-lagi tak mencapai target.
"Mudah-mudahan dengan yang sekarang minimal 900 ribu tercapai," ucap Basuki, Senin (19/2).
Target realistis ini mengingat masih terdapat tantangan dalam pembangunan satu juta rumah, misalnya masalah perizinan pembangunan proyek tersebut. Hal ini terjadi karena lamanya waktu antar wilayah tidak sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perizinan bervariasi, ada yang bisa harian tahunan bahkan jam-jaman," terang Basuki.
Ia melanjutkan, harga tanah yang semakin mahal juga menjadi tantangan tersendiri karena menyebabkan pemerintah tak bisa membangun proyek satu juta rumah di kawasan perkotaan. Dengan demikian, pemerintah terpaksa lebih banyak membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di pinggir kota.
"Menjadi tantangan berat juga dari harga tanah yang mahal di perkotaan," ungkap Basuki.
Tantangan selanjutnya, yakni terkait anggaran pembiayaan satu juta rumah. Namun, pemerintah telah membuat beberapa skema, seperti diskon uang mula dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Jadi tiga itu tantangan kami. Tiga itu yang harus kami kerjakan," lanjut Basuki.
Dengan demikian, pemerintah juga bekerja sama dengan Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) dalam merealisasikan program satu juta rumah, sehingga pengusaha yang tergabung dalam asosiasi tersebut tak hanya membangun rumah non MBR.
"Target REI membangun rumah lebih dari 200 ribu tahun 2018," tutur Basuki.
(lav)