Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggaet Badan Metereologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memperoleh informasi demi mencegah kerusakan proyek infrastruktur terkait bencana.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut jumlah infrastruktur di Indonesia masih sedikit. Hal itu salah satunya disebabkan oleh bencana yang membuat proyek molor atau gagal dibangun.
Ia menjelaskan, ketika terjadi bencana, pembangunan infrastruktur harus dimulai dari nol lagi. Atas dasar hal itu, pihaknya membutuhkan kerja sama dengan untuk pembangunan infrastruktur. Menurutnya dengan informasi bencana dari BMKG, maka dapat memperkuat ketersediaan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya di Kementerian PUPR ingin membawa BMKG tidak hanya bicara bencana. Khususnya dalam rangka pembangunan infrastruktur sampai kepada operasinya jadi harusnya bekerjasama dengan BMKG," terang dalam sebuah diskusi di gedung BMKG, Jakarta, Jumat (26/1).
Basuki menjelaskan saat ini pihaknya telah memiliki peta gempa yang baru untuk perencanaan pembangunan infrastruktur. Dengan peta gempa ini biaya pembangunan, kata Basuki mungkin akan lebih mahal, tetapi lebih aman.
"Dalam menyusun peta gempa itu dipakai untuk pembangunan gedung, jembatan, dan bendungan misalnya," terang Basuki.
Selain itu, Basuki mengaku pihaknya pun membutuhkan data mengenai ramalan cuaca karena pembangunan infrastruktur bergantung pada cuaca.
"Kami butuh peramalan dan prediksi karena waktu kerja kami tergantung cuaca," ujarnya.
Ia menambahkan, kerja sama dengan BMKG juga dibutuhkan untuk memprediksi kekeringan. Menurutnya, Kementerian PUPR saat ini mengalami kesulitan untuk memprediksi bencana kekeringan.
Sebagai informasi, Data BNPB 2017 mencatat kecenderungan bencana hidrometerologis meningkat. Untuk bencana banjir sebanyak 787 kejadian, puting beliung 716, tanah longsor 716, dan kebakaran hutan 614 bencana.
Akibat dari kejadian tersebut, 47.442 unit bangunan rumah rusak, 365.194 terendam banjir, 2.083 unit bangunan fasilitas umum rusak (1.272 fasilitas pendidikan, 898 tempat peribadatan dan 113 fasilitas kesehatan).
(gir)