Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, ada empat proyek infrastruktur jalan layang (elevated) berskala besar yang disetop sementara, menyusul kecelakaan konstruksi jalan tol Becakayu.
Empat proyek tersebut adalah proyek kereta ringan (
Light Rail Transit/LRT) Palembang, LRT Jabodebek,
Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, dan jalur kereta api dwi ganda (
Double-Double Track/DDT).
"Ada empat yang besar yang dihentikan sementara. Yang kecil, saya belum hitung," ujarnya di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (21/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Budi meyakinkan, proyek-proyek tersebut tetap akan selesai sesuai jadwal. Toh, pengerjaan proyek elevated tersebut akan tetap berjalan untuk konstruksi yang berada di atas tanah.
Justru, penghentian sementara proyek-proyek elevated tersebut guna evaluasi dapat berdampak baik untuk keberlanjutan proyek di masa yang akan datang.
"Dalam penghentian sementara, nanti diminta semua kontraktor itu mengajukan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baru. Karena, kami meyakini SOP yang lama tidak memenuhi ketentuan keselamatan," imbuh Budi.
Ia melanjutkan, apabila SOP baru disetujui oleh konsultan independen, maka proyek-proyek tersebut dapat kembali dilaksanakan.
Sebagai informasi, nilai proyek LRT Jabodebek mencapai Rp29,9
triliun, MRT Jakarta Fase satu dan dua mencapai Rp41,1 triliun, LRT Palembang sebesar Rp10,9 triliun.
Untuk Proyek DDT sendiri terbagi menjadi tiga paket dengan total jalur sepanjang 35,8 km, yaitu Paket A antara Manggarai-Jatinegara, Paket B-21 antara Jatinegara-Bekasi, serta Paket B1 antara Bekasi-Cikarang.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan nilai investasi Paket A mencapai Rp3,440 triliun, Paket B-21 Rp900 miliar, dan Paket B1 (Bekasi-Cikarang) mencapai Rp1,121 triliun.
(bir)