Survei BI: Inflasi Pekan Ketiga Februari 0,19 Persen

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 23 Feb 2018 16:28 WIB
Survei Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada pekan ketiga Februari 2018 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen.
Survei Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada pekan ketiga Februari 2018 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen. (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada pekan ketiga Februari 2018 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan sebesar 3,2 persen secara tahunan (year to year/yoy).

Gubernur BI Agus D.W Martowardojo mengatakan, hasil survei ini menandakan bahwa inflasi bulan ini diproyeksi akan lebih rendah dibandingkan Januari lalu yang sebesar 0,62 persen secara bulanan dan 3,25 persen secara tahunan.

Adapun, sumber inflasi bulan ini masih berasal dari indikator yang sama, yaitu gejolak harga pangan (volatile foods).

"Kami tahu bahwa di awal tahun tekanan dari harga beras cukup menekan. BI melihat dari sisi volatile foods itu berasal dari cabai merah, bawang putih, dan beras," ujar Agus, Jumat (23/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumbangan inflasi dari volatile foods ini berpotensi lebih dari tinggi dari rata-rata inflasi volatile foods dalam tiga tahun terakhir pada periode yang sama.

Tercatat, inflasi volatile foods tahunan pada Februari 2015 sebesar 4,84 persen, pada Februari 2016 sebesar 7,87 persen, dan pada Februari 2017 sebesar 4,46 persen. Sedangkan tahun ini, BI menargetkan inflasi volatile foods berada di bawah kisaran 4-5 persen.

"Kami perhatikan inflasi di daerah, khususnya untuk Jawa dan Sumatera, di 2018 ini ada tren inflasi dari volatile foods yang lebih tinggi dari rata-rata inflasi tiga tahun pada periode yang sama," katanya.

Meski begitu, Agus berharap tren inflasi volatile foods yang lebih rendah di beberapa daerah di kawasan timur Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tenggara, bisa mengompensasi inflasi volatile foods secara keseluruhan.

Jadi secara nasional, inflasi masih terkendali sesuai target sebesar 3,5 persen plus minus satu persen pada tahun ini.

Selain itu, Agus berharap mampu mengantisipasi adanya kemungkinan meningkatnya inflasi dengan adanya survei BI yang selanjutnya dikoordinasikan dengan pemerintah pusat dan daerah.

Misal salah satunya yang telah diantisipasi oleh pemerintah adalah dengan melakukan impor beras pada bulan ini, sehingga diharapkan tekanan inflasi tak begitu besar.

"Tapi BI masih yakin bahwa inflasi akan ada di target 3,5 persen plus minus satu persen," pungkasnya. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER