Padang, CNN Indonesia -- Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen akan meleset, mengingat lambatnya pertumbuhan konsumsi.
Diperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini hanya akan mencapai 5,05 persen sampai 5,15 persen. Angka itu jauh dibawah proyeksi Bank Indonesia yang berkisar 5,1 persen-5,5 persen.
Menurut Lana, konsumsi rumah tangga yang merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) masih bermasalah. Hal ini tampak dari daya beli masyarakat kelas bawah yang belum normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, permasalahan konsumsi rumah tangga dipicu oleh penjualan ritel yang melambat. Padahal, penjualan ritel berkontribusi hingga 60 persen terhadap konsumsi rumah tangga. Perlambatan ini terjadi di seluruh komponen penjualan ritel, kecuali Bahan Bakar Minyak (BBM), meskipun harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax baru saja naik.
"Dari sisi konsumsi komunikasi dan informasi, sebenarnya masyarakat Indonesia sangat gadget minded, tapi menurun," ujarnya di Padang, Sumatra Barat, Minggu (25/2).
Pun demikian, Lana tetap berharap kinerja ekspor bisa tumbuh lebih baik di tahun ini. Tahun lalu, kinerja ekspor Indonesia bertumbuh 16,2 persen atau di atas target sebesar 5,6 persen. Adapun, tahun ini, pemerintah mematok pertumbuhan ekspor 11 persen.
"Diharapkan, dengan perbaikan ekonomi global ini akan ada permintaan yang lebih tinggi terhadap barang ekspor Indonesia," terang Lana.
Optimisme lainnya, ia menambahkan, iklim usaha yang membaik seiring dengan selesainya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah. Selain itu, bantuan sosial (bansos) diyakini akan mendorong konsumsi rumah tangga.
(bir)