Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi inflasi Provinsi Bali terkerek jelang perhelatan Annual Meeting IMF-World Bank yang akan berlangsung Oktober 2018 nanti. Kenaikan harga hotel dan tiket pesawat menjadi penyumbang utama peningkatan inflasi di Pulau Dewata itu.
Kepala Task Force Persiapan AN IMF-WB dari BI Peter Jacob mengungkapkan, kebutuhan akomodasi dan transportasi dari dan ke Bali akan meningkat jelang gelaran ekonomi skala besar di dunia itu. Sehingga, akan memicu kenaikan harga untuk dua sektor tersebut.
"Inflasi dari sisi harga kamar hotel dan pesawat memang kemungkinan akan memberikan tekanan tersendiri. Harga tiket pesawat, saya dengar sekarang sudah mulai naik. Harga kamar hotel juga jelas naik," ujarnya di kantor BI, Senin (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, BI belum bisa mengestimasi berapa sumbangan inflasi dari kedua sektor konsumsi itu. Diharapkan, kenaikannya tidak akan terlampau tinggi.
Sebagai upaya, BI bersama pemerintah pusat dan daerah mengupayakan agar sumbangan inflasi dari indikator gejolak harga pangan (volatile foods) tak ikut membengkak saat acara AN IMF-WB berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Caranya, dengan menghitung kebutuhan dan menjaga pasokan (
supply and demand) bahan pangan selama acara berlangsung. Sehingga, bila
supply and demand bahan pangan bisa diatasi, harga tak akan terkerek tinggi.
"Jadi, seharusnya seperti sayur, beras, cabai, itu bisa di-
handle (ditangani kebutuhannya). Karena kami bisa datangkan dari daerah lain," katanya.
Sebagai gambaran, mengutip Antara, inflasi Bali sebesar 0,94 persen secara bulanan (
month to month/mtm) pada Januari 2018. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi bulanan secara nasional sebesar 0,62 persen pada Januari 2018.
Namun, secara tahunan (
year on year/yoy), inflasi Bali sebesar 2,85 persen atau masih lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan nasional yang berada di angka 3,25 persen pada Januari 2018.
Pada Januari lalu, sumbangan inflasi Bali berasal dari indikator bahan makanan sebesar 3,06 persen. Diikuti inflasi dari indikator transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,25 persen dan indikator perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,31 persen.
Turis Jangan Kunjungi Bali Bersamaan dengan itu, Peter mengimbau agar turis yang tidak memiliki kepentingan khusus pada acara AN IMF WB, supaya tak berlibur ke Bali saat acara itu berlangsung.
Sebab, tak hanya ada bayang-bayang harga transportasi dan akomodasi yang meningkat. Namun, populasi kunjungan di Bali juga membengkak dan berpotensi menimbulkan kepadatan.
"Kalau yang tidak punya urusan dengan Annual Meeting, kami sarankan jangan ke Bali pada saat itu. Karena harganya mahal dan Bali akan sangat padat saat itu," ucapnya.
(bir)