Jakarta, CNN Indonesia -- Pengemudi transportasi daring (online) menyambut baik kebijakan pemerintah menggelar pengujian kendaraan bermotor (KIR) secara gratis. Namun, mereka menyebut waktu yang diberikan sangat terbatas.
Dodi Hariadi (45 tahun) mengaku terbantu dengan gelaran uji KIR gratis. Namun, dengan jumlah pengemudi transportasi daring yang bejibun, gelaran uji KIR gratis selama sebulan dirasa kurang cukup.
"Kalau kami dikasih beban kan lumayan juga. Kalau ada gratis, kenapa tidak," ujarnya di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Banten, Selasa (6/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengemudi transportasi daring lainnya, Budi Santosa (47 tahun) mengaku mengetahui uji KIR gratis dari media massa.
"Kalau memang gratis, meringankan beban kami. Mungkin, kalau sudah tidak gratis nanti biayanya kan nggak murah," tutur dia.
Sekadar informasi, biaya uji KIR untuk kendaraan berupa taksi dipatok Rp80 ribu. Namun, banyak juga pengemudi transportasi daring yang enggan melakukan KIR bukan karena beratnya biaya. Melainkan karena alasan harga mobil jatuh setelah uji KIR.
"Kalau diuji KIR, kan orang tahu mobil ini bekas taksi online. Jadi, harganya bisa jatuh," terang Budi.
Sementara Dodi berpendapat, uji KIR memakan waktu yang cukup lama. Sehingga, waktu yang digunakan untuk menarik penumpang menjadi terpotong cukup banyak.
"Tahu sendiri kan uji KIR ini memakan waktu hampir sehari penuh. Waktunya jadi terpakai untuk mengurus ini jadi kepakai banyak," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan akan memberikan uji KIR gratis untuk seluruh angkutan umum baik yang konvensional maupun online yang dimulai pada hari ini dan akan dilaksanakan selama sebulan ke depan.
Adapun hari ini (5/3) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka pengujian KIR gratis di UPT PKB Dishub Kota Tangerang.
(bir)