Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) berencana membangun kereta api ringan (Light Rapid Transit/LRT) di kawasan tersebut dengan investasi mencapai Rp12,9 triliun.
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengaku, pihaknya hingga kini belum menentukan sumber pendanaan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Pasalnya, pembangunan proyek LRT belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Masih empat atau lima tahun lagi. Kalau skemanya Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) tentu berat bagi swasta, berat mengelola di infrastruktur," papar Lukita, Selasa (6/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, BP Batam juga belum menentukan kontraktor yang akan membangun LRT di Batam. Namun, ia menyebut, jalur LRT ini akan menghubungkan Bandara Hang Nadim, Batam Center, Nagoya, dan Sekupang.
"Jadi, LRT ini akan menghubungkan beberapa daerah," terang Lukita.
Sebelum membangun LRT, BP Batam akan lebih dulu fokus membangun hunian demi memenuhi kebutuhan rumah di Batam. Untuk itu, BP Batam akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Adapun rencananya, menurut Lukitq, BP Batam akan membangun sebanyak 300 tower dengan investasi mencapai Rp7,2 trilun.
"Ini untuk antisipasi urbanisasi, Batam ini ada magnet tersendiri karena menunjukan perkembangan penduduk," ungkap Lukita.
Saat ini, jumlah penduduk di kota Batam mencapai 1,2 juta yang didominasi oleh para pendatang.
Butuh Investasi Rp25 TriliunBP Batam juga menghitung, total dana yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur di Batam hingga empat tahun mendatang mencapai lebih dari Rp25,46 triliun. Total kebutuhan investasi tersebut, termasuk kebutuhan investasi untuk membangun hunian, tetapi belum mencakup pembangunan LRT.
Ia memaparkan, dana tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan Bandara Hang Nadim sebesar Rp2,7 triliun. Rencananya, bandara yang saat ini sudah ada akan dikembangkan menjadi
logistical airport city."Ini untuk aktivitas utama pengelolaan kargo, aktivitas komersial," jelas dia.
Selanjutnya, BP Batam juga merencanakan pembangunan Water Treatment Plant (WTP) Tembesi. Lukita memprediksi, dana yang dibutuhkan untuk membangun WTP sebesar Rp400 miliar.
Tak hanya itu, sambung Lukita, BP Batam juga akan mengembangan Pelabuhan Batu Ampar dengan nilai investasi Rp2,16 triliun. Berbeda dengan proyek sebelumnya, pengembangan Pelabuhan Batu Ampar ini dilakukan oleh BP Batam yang bekerja sama dengan konsorsium PT Pelindo I.
"Target konstruksi 2019, pengembangan terdiri dari dua tahap dan kapasitas meningkat menjadi dua juta TEUs," tutur Lukita.
Kemudian, BP Batam bakal membangun jembatan dengan dana investasi Rp13 triliun. Lukita menjelaskan, jembatan tersebut bakal menggabungkan dua pulau utama di Kepulauan Riau, yakni Pulau Batam dan Pulau Bintan.
Namun begitu, seluruh dana yang sebelumnya disebutkan belum termasuk rencana pembangunan kontainer pelabuhan Tanjung Sauh. BP Batam mengestimasikan total dana yang dibutuhkan mencapai US$4 miliar.
"Target konstruksi empat tahun sebelum Pelabuhan Batu Ampar mencapai
full capacity," pungkas Lukita.
(agi)