ANALISIS

Raih Peluang, Saham Konstruksi Bisa Jadi 'Menu' Pekan Ini

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Senin, 26 Feb 2018 09:42 WIB
Pasca anjlok hampir satu pekan, pelaku pasar memiliki kesempatan untuk membeli saham di harga rendah (buy on weakness) pada mayoritas saham konstruksi.
Pasca anjlok hampir satu pekan, pelaku pasar memiliki kesempatan untuk membeli saham di harga rendah (buy on weakness) pada mayoritas saham konstruksi. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca anjlok hampir satu pekan, pelaku pasar memiliki kesempatan untuk membeli saham di harga rendah (buy on weakness) pada mayoritas saham konstruksi.

Peristiwa jatuhnya tiang penyangga proyek Tol Becakayu milik PT Waskita Karya Tbk (WSKT) pada Selasa (20/2) lalu dinilai menjadi penyebab utama pelemahan saham emiten konstruksi.

Meski saham emiten konstruksi lain ikut terpengaruh, tetapi otomatis saham Waskita Karya tercatat paling melemah dibandingkan yang lain. Dalam satu pekan saja, harga saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut merosot 8,36 persen ke level Rp2.850 per saham dibandingkan posisi awal pekan lalu di level Rp3.110 per saham.

Maka itu, analis Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio menyarankan pelaku pasar untuk melakukan transaksi beli pada saham Waskita Karya. Keputusan moratorim proyek konstruksi layang (elevated) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akibat insiden tersebut diprediksi tidak mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sentimen dari moratorium oleh pemerintah tidak mempengaruhi kinerja emiten maupun berkurangnya kontrak proyek dari pemerintah," papar Bertoni kepada CNNIndonesia.com, Senin (26/8).

Bertoni optimis keputusan pemerintah tidak akan membuat arus kas (cash flow) emiten konstruksi, khususnya Waskita Karya memburuk. Menurutnya, pernyataan Menteri BUMN, Rini Soemarno yang bakal mencairkan pinjaman dari bank luar negeri bakal membantu pendanaan untuk proyek infrastruktur.

"Arus kas operasional juga tidak akan terganggu, jadi kinerja tahun ini masih positif," tegas Bertoni.

Menurutnya, harga saham Waskita Karya memiliki kesempatan untuk menanjak ke level Rp3.000 per saham dalam waktu dekat. Alhasil, harga saham perusahaan berpeluang naik 5,26 persen pada pekan ini.
proyek infrastruktur era pemerintahan Joko WidodoFoto: Anadolu Agency/Eko Siswono Toyudho
proyek infrastruktur era pemerintahan Joko Widodo

Senada, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama masih percaya kinerja saham emiten konstruksi dapat bangkit (rebound). Tak hanya Waskita Karya, ia juga merekomendasikan saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Nafan menjelaskan kinerja keuangan Wijaya Karya bakal didongkrak oleh potensi raihan kontrak baru dari luar negeri pada kuartal I 2018 dengan nilai Rp870 miliar.

"Wijaya Karya telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp170 miliar dari pengerjaan rumah susun di Aljazair pada Januari tahun 2018," terang Nafan.

Kemudian, perusahaan juga akan meraup kontrak baru sebesar Rp300 miliar dari proyek pembangunan hunian di Dubai bulan ini dan proyek infrastruktur di Myanmar sebesar Rp400 miliar pada bulan Maret mendatang.

"Dengan demikian diprediksi total pendapatan Wijaya Karya pada kuartal IV 2018 meningkat 61 persen dan laba bersih naik 20 persen," jelas Nafan.

Nafan memprediksi harga saham Wijaya Karya pekan ini bisa bergerak ke level Rp2.070 per saham hingga Rp2.360 per saham dalam jangka pendek hingga jangka menengah.

"Target harga jangka panjang bisa ke level Rp2.650 per saham," sambung Nafan.

Artinya, harga saham Wijaya Karya setidaknya bisa menguat 8,37 persen dalam waktu dekat. Sementara itu, pada akhir pekan lalu harga saham Wijaya Karya terkoreksi 4,97 persen ke level Rp1.910 per saham.

Moratorium Proyek Elevated Tak Pengaruhi Kinerja PTPP

Nafan berpendapat saham PTPP akan rebound karena moratorium proyek elevated oleh pemerintah tidak membebani perusahaan. Seperti diketahui, proyek elevated perusahaan berupa Jembatan Holtekamp di Jayapura kembali dikerjakan.

"Jembatan Holtekamp telah lulus dan mendapat izin dari Komisi Kemanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan, serta dari Komisi Keselamatan Konstruksi sehingga pekerjaan bisa dilanjutkan," papar Nafan.

Untuk tahun ini, PTPP juga menargetkan dapat meraih kontrak baru hingga Rp49 triliun atau naik 19,51 persen dari pencapaian kontrak baru tahun 2017 sebesar Rp41 triliun.

"Total pendapatan PTPP diproyeksikan meningkat 39 persen menjadi Rp22,9 triliun dengan kenaikan laba bersih 33 persen menjadi Rp1,44 triliun," kata Nafan.

Tak hanya dari sisi proyek dan kinerja, sentimen positif juga berasal dari valuasi saham PTPP yang dipandang Nafan masih murah. Hal ini dilihat dari price earning ratio (PER) PTPP yang saat ini sebesar 14,74 kali.

"PER PTPP masih murah, di bawah 15 kali," imbuh Nafan.

Dengan kondisi ini, Nafan menargetkan harga saham PTPP bisa menembus level Rp3.320 per saham untuk jangka pendek dan jangka panjang di level Rp3.670 per saham. Sementara, pada akhir pekan lalu harga saham PTPP berakhir di level Rp3.140 per saham.
(lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER