Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Februari 2018 tergerus US$3,92 miliar, lantaran digunakan untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Tercatat, posisi cadev sebesar US$128,06 miliar pada akhir Februari lalu, atau merosot sekitar 2,97 persen dari posisi Januari 2018 senilai US$131,98 miliar.
"Penurunan cadangan devisa pada Februari 2018 tersebut terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan tertulis, Rabu (7/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, penurunan cadev juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di BI, sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk. Meski begitu, sebenarnya ada tambahan cadev dari penerbitan sukuk global pemerintah sebesar US$3 miliar pada Maret 2018.
Untuk itu, Agusman melihat bahwa posisi cadev ini masih cukup baik untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Pasalnya, posisi cadev masih cukup untuk membiayai 8,1 bulan impor atau 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Selain itu, posisi ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," imbuhnya.
Ke depan, Agusman bilang, BI akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Sebelumnya, BI mengaku, memang telah menggelontorkan cadev ke pasar sebagai bentuk intervensi untuk menyelamatkan rupiah dari keterpurukan. Namun, BI tak mengungkap secara rinci berapa besar cadev yang digunakan BI untuk intervensi rupiah itu.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi mengatakan, intervensi oleh BI telah dilakukan sejak beberapa waktu terakhir ketika rupiah melemah dengan cukup dalam.
"Pada intinya, volume, strategi, dan waktu (pelaksanaan) itu semua sudah jadi bagian dari strategi intervensi yang kami lakukan. Tapi karena lawannya adalah pasar, ya kami tidak boleh sampai ketahuan, dan strategi itu sangat rahasia," kata Doddy, pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah berada di angka Rp13.760 per dolar AS. Angka ini tak banyak berubah dari kisaran kurs rupiah sejak akhir Februari lalu.
(agi)