Penjualan Ritel Lesu di Awal Tahun

Agustiyanti | CNN Indonesia
Sabtu, 10 Mar 2018 22:58 WIB
Penurunan penjualan ritel terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, seiring berakhirnya faktor musiman Natal dan tahun baru.
Penurunan penjualan ritel terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, seiring berakhirnya faktor musiman Natal dan tahun baru. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Survei penjualan eceran Bank Indonesia mengindikasikan penurunan pertumbuhan penjualan eceran atau ritel pada Januari 2018. Penurunan penjualan terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Berdasarkan survei tersebut, Indeks Penjualan Riil (IPR) terkontraksi 1,8 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 0,7 persen (yoy). Penurunan kinerja penjualan ritel tersebut seiring dengan berakhirnya faktor musiman perayaan Natal dan tahun baru.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menuturkan, berakhirnya faktor musiman berdampak pada kontraksi penjualan ritel pada sebagian besar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang terkontraksi 9,1 persen secara bulanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Secara tahunan, penurunan penjualan terutama terjadi pada kelompok bahan tahan lama, berupa peralatan informasi dan komunikasi serta peralatan rumah tangga lainnya," ujar Agusman dalam keterangan resmi, Jumat (9/3).

Sementara itu, penjualan kelompok barang lainnya masih menunjukkan peningkatan terutama sandang, barang budaya dan rekreasi, serta suku cadang dan aksesori.


Namun, penjualan eceran diperkirakan akan kembali meningkat pada Februari 2018 dengan pertumbuhan IPR sebesar satu persen (yoy). Perbaikan penjualan eceran diperkirakan didorong oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sandang, suku cadang dan aksesori, serta barang lainnya. Adapun penjualan kelompok barang tahan lama masih relatif terbatas.

Hasil Survei juga mengindikasikan menurunnya tekanan harga di tingkat pedagang eceran pada bulan depan, April 2018. Indikasi tersebut tercermin dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan menjadi 155,1 dari 158,2 pada bulan sebelumnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER