Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengaku telah mengganti dana 33 nasabah di Kediri, Jawa Timur, yang hilang karena kejahatan pencurian identitas nasabah atau dikenal dengan skimming. Jumlah penggantian dana mencapai Rp144 juta.
"Semua dana sudah dikembalikan ke nasabah karena terbukti menjadi korban tindakan skimming. Sudah diganti sejak kemarin. Semua proses sudah selesai," ujar Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tri Baroto kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/3).
Kendati telah mengganti dana nasabah, BRI mengaku masih terus mengikuti perkembangan dari pengungkapan kejahatan skimming yang saat ini ditindaklanjuti oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan dugaan sementara dari pihak Kepolisian, ia menjelaskan, kejahatan skimming yang menimpa 33 nasabah BRI dilakukan oleh oknum yang berada di kawasan Eropa. Artinya, kejahatan ini merupakan sindikat kejahatan internasional yang mencoba membobol sistem perbankan di Tanah Air.
"Dugaan sementara di Jerman, namun untuk lokasi pastinya masih terus diindentifikasi," imbuhnya.
Lebih lanjut, dengan mempertimbangkan lokasi pelaku yang berada di luar Indonesia, diduga bahwa oknum kejahatan memiliki rekanan di dalam negeri untuk melancarkan aksinya.
Hanya saja, belum dapat dipastikan siapa rekanan di dalam negeri yang bersekongkol dengan sindikat kejahatan di kawasan Eropa itu. "Kami belum tahu sindikat ini melibatkan siapa, apakah Warga Negara Asing (WNA) atau Warga Negara Indonesia (WNI)," katanya.
Untuk itu, BRI mengaku akan terus mengikuti perkembangan kasus dari Kepolisian. Sementara, untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi lagi, perbankan pelat merah itu akan meningkatkan patroli di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Sebelumnya, Polri melaporkan sedikitnya ada 33 orang yang mengaku uang di rekeningnya raib secara tiba-tiba.
"Kasusnya masih ditangani Polres Kediri, Polda Jatim. Saya mendapat info terakhir sudah 33 orang melaporkan kerugian rekeningnya," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/3).
Angka ini, kata Setyo, bisa saja terus bertambah seiring berkembangnya masalah di lapangan. Namun, Polisi masih belum bisa mengungkapkan modus yang dipergunakan para pencuri itu.
(lav)