Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia kembali menanjak dalam perdagangan yang penuh gejolak pada Kamis (15/3), waktu Amerika Serikat (AS). Hal itu terjadi setelah Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa permintaan minyak mentah global bakal naik tahun ini. Namun, IEA juga memperingatkan soal pasokan yang laju pertumbuhannya lebih cepat.
Dilansir dari
Reuters Jumat (16/3), harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik US$0,23 atau 0,4 persen menjadi US$61,19 per barel. Kenaikan sebesar US$0,23 juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka Brent.
Melonjaknya permintaan global bersamaan dengan pembatasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah membantu harga minyak tetap berada di atas US$60 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli Strategi Pasar RJO Futures Phillip Streible menilai pernyataan IEA soal potensi kenaikan permintaan global tahun ini meyakinkan investor.
Kendati demikian, IEA juga memperhatikan bahwa peningkatan pasokan membatasi kenaikan harga minyak mentah. Lembaga yang berkantor pusat di Paris, Perancis, itu meyakini pasokan dari negara non-OPEC, dipimpin oleh AS, bakal melonjak 1,8 juta barel per hari (bph) tahun ini. Sementara, permintaan hanya bakal mekar di kisaran 1,5 juta bph.
Kenaikan tanpa henti produksi minyak mentah AS telah diperhatikan oleh pasar seiring dengan produksi minyak AS yang kembali mencetak rekor di level 10,38 juta bph pekan lalu.
Pada Rabu lalu, OPEC meningkatkan proyeksinya tehadap pasokan dari negara non-OPEC tahun ini hampir dua kali lipat pertumbuhannya dibandingkan proyeksi empat bulan lalu.
OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, mulai memangkas produksinya sebesar 1,8 juta bph mulai Januari 2017 demi mengendalikan kelebihan pasokan global yang terjadi sejak 2014. Kebijakan ini sedikit bisa diimbangi oleh kenaikan produksi minyak mentah AS.
Harga minyak mentah sempat memantul setelah AS mengumumkan sanksi baru melawan kelompok maupun individu dari Rusia, termasuk badan intelejen MOscow dan organisasi propaganda Rusia.
"Naiknya tensi antara Barat (AS) dan Rusia meningkatkan potensi berkurannya aliran dagang dan aktivitas ekonomi yang bakal mengurangi pertumbuhan permintaan," ujar partner Manajer Investasi Again Capital John Kilduff di New York.
Harga minyak terdongkrak pada pagi hari oleh kenaikan di pasar saham Wall Street namun indeks saham sepanjang hari melemah. Indeks rata-rata Dow Jones masih naik sekitar 0,5 persen tetapi indeks S&P merosot. Sebagai catatan, harga minyak mentah berjangka baru-baru ini bergerak beriringan dengan pergerakan pasar modal.
(agi)