Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Ketenagakerjaan memproyeksi digitalisasi dan revolusi industri 4.0 bakal menggerus sejumlah pekerjaan. Sedikitnya 10 bidang pekerjaan, antara lain tukang pos, kasir bank, agen asuransi, pustakawan, biro perjalanan, dan pekerja restoran siap saji akan berkurang dalam 10 tahun mendatang.
"Khususnya karena digitalisasi dan revolusi industri 4.0. Hal ini membuat beberapa pekerjaan sudah tak relevan lagi untuk beberapa tahun ke depan, karena sudah tergantikan oleh mesin, sistem, dan internet," ujar Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Selasa (21/3).
Data Kemenaker menyebutkan bahwa sejumlah pekerjaan sudah berkurang pada periode 2017-2020, seperti manajer administrasi, mekanik, tukang cetak, supir petugas ekspedisi, pekerja pabrik, operator mesin jahit, serta perangkat komunikasi dan radio.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, pada periode 2021-2025, pekerjaan yang berkurang, antara lain resepsionis, tukang kayu, desain tiga dimensi, pengolah semikonduktor, kasir bank, agen biro perjalanan, juru masak makanan siap saji, hingga operator mesin.
Diikuti oleh pengurangan pekerjaan ahli las, staf akuntan, operator mesin, supir truk, hingga ahli mesin pada 2025-2030 mendatang.
Namun demikian, Hanif tidak bisa memberi estimasi jumlah pekerja di bidang-bidang yang nantinya terancam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ketika tidak dibutuhkan lagi.
Karenanya, Kemenaker berusaha merespons cepat perubahan kebutuhan kerja di masa mendatang. Caranya, dengan gencar memberikan pelatihan dan keterampilan praktis yang selanjutnya bisa digunakan sebagai modal untuk bekerja di sektor dan pekerjaan lain.
Hal ini diberikan melalui pendidikan vokasional hingga pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) bagi tenaga kerja baru lulus (fresh graduate) hingga pekerja yang terkena PHK.
"Kuncinya, memang harus diimbangi dengan kecepatan menambahkan keterampilan baru bagi tenaga kerja itu dan memberikan akses kepada mereka," jelasnya.
Meski banyak pekerjaan yang sekiranya akan berkurang hingga hilang dalam beberapa tahun ke depan, Hanif bilang, kementerian juga meramalkan pekerjaan yang sekiranya bertumbuh pesat kebutuhannya.
Misalnya, pada 2017-2020 akan banyak kebutuhan untuk pekerjaan sebagai trainer, perawat, manajer keuangan, pengacara, agen penjualan, analis, terapi fisiologis, penasihat keuangan, perawat, dokter, bagian pengelolaan SDM, programmer, dan layanan berita reguler.
Sedangkan pada 2021-2025, beberapa pekerjaan yang meningkat kebutuhannya, yaitu pemelihara dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, hingga analis dampak lingkungan.
Selanjut pada 2025-2030, akan banyak permintaan kerja untuk posisi perancang, pemrogam kecerdasan buatan, pengendali mesin otomatis, perancang software, hingga pembuat game online.
"Dengan kebutuhan seperti itu, makanya kami memberikan pelatihan vokasional dan BLK yang mengarah ke sana," pungkasnya.
(bir)