Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa kartu ATM/debit atau kredit yang menggunakan teknologi
chip tak sepenuhnya kebal dari kejahatan pencurian data. Kendati demikian, kartu dengan teknologi chip jauh lebih aman dibandingkan jika masih menggunakan pita magnetik.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Onny Widjanarko menuturkan kartu dengan teknologi
chip memang memiliki keunggulan tak bisa dipalsukan secara fisik. Untuk itu, kartu dengan teknologi
chip relatif aman terhadap kejahatan pencurian data dengan metode
skimming.Skimming merupakan tindakan pencurian informasi kartu ATM/debit atau kredit untuk memiliki kendali atas rekening korban. Kejahatan perbankan tersebut biasanya dilakukan dengan cara menyalin informasi yang berada pada pita magnetik dan kemudian digandakan pada kartu yang kosong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teknologi
chip itu, kartunya tidak bisa dipalsukan karena datanya ada di situ. Tapi kalau saya transaksi elektronik
(online), asal saya tahu nomer kartu dan informasi penting lainnya, tembus juga (pembobolan rekening)," ujar Onny kepada
CNNIndonesia.com, baru-baru ini.
Guna menghindari kejahatan
skimming, nasabah sebaiknya membuat PIN dengan urutan angka yang tak mudah ditebak, rutin mengganti PIN ATM, dan tidak menggunakan ATM di tempat yang sepi.
"Itu untuk (menangkal) kejahatan
skimming fisik. Yang bahaya juga modus kejahatan di
online, masukkan nomor kartu, kode keamanan di belakang kartu, selesai. Modifikasi dari
skimming, skimming kan artinya penggandaan kartu, tapi secara
online dan praktiknya di
e-commerce," ungkap dia.
Untuk itu, nasabah tetap harus hati-hati dalam melakukan transaksi baik di mesin ATM, EDC, maupun elektronik atau online. Kartu ATM/debit atau kredit pun sebaiknya tak dipindahtangankan. Hal ini penting agar informasi penting pada kartu tak diketahui dan disalahgunakan pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kartu sebaiknya disimpan sendiri dan tidak dipindahtangankan. Sebaiknya CCV (kode aman berupa tiga angka di belakang kartu) ditutupi," terang Onny.
Onny juga menghimbau masyarakat tak mudah percaya jika ada telepon atau email yang mengatasnamakan petugas bank dan meminta informasi penting, mulai dari nomor kartu hingga PIN.
"Sekarang itu kan modusnya, telepon bilang kartu ada yang fraud lalu menanyakan informasi penting, padahal mereka yang mau membobol kartu," jelas dia.