Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Persero (Persero) Tbk mengklaim telah mengganti dana nasabah yang hilang karena pencurian data
(skimming) kepada 141 nasabah senilai Rp260 juta.
Direktur Utama Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, guna mengantisipasi kejadian serupa berulang, pihaknya juga akan mempercepat migrasi kartu ATM/Debit dari teknologi pita magnetik ke
chip.Skimming merupakan tindakan pencurian informasi kartu ATM/Debit dan kredit dengan cara menyalin informasi pada kartu. Kejahatan ini, biasanya dilakukan pada kartu yang masih menggunakan teknologi pita magnetik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan percepat migrasi kartu dari magnetik ke
chip. Dana yang hilang sudah diganti semua," ujar Kartika, seperti dikutip dari
Antara, Rabu (21/3).
Berdasarkan laporan yang diterima Kepolisian, terdapat empat mesin ATM Mandiri yang disusupi alat
skimming, yakni dua unit di Surabaya dan dua unit di Yogyakarta. Kartika menyebutkan pelaku merupakan sindikat kejahatan siber yang berasal dari Eropa Timur.
Dari penyelidikan kepolisian, teridentifikasi 141 kartu nasabah yang menjadi korban
skimming dengan total kerugian sekitar Rp260 juta.
"Karena teknologi berubah, kami dan polisi perlu intensifkan patroli. Perlu respon cepat kalau ada laporan nasabah. Semakin proaktif lebih cepat," terang dia.
Tiko menjamin pada 2021 seluruh kartu ATM/Debit Mandiri yang saat ini mencapai 17 juta kartu sudah menggunakan teknologi
chip, meskipun biaya migrasi tidak murah. Mandiri membutuhkan investasi sebesar Rp25 ribu per kartu guna mengganti seluruh kartu ATM/Debit menjadi chip dari pita magnetik.
Dengan demikian, total investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp425 miliar.
Kartika menargetkan, dapat memigrasi sekitar 25 persen kartu ATM/debit dari total kartu yang dipegang nasabah setiap tahunnya. Adapun saat ini, baru 4,25 juta kartu ATM/Debit Mandiri atau 25 persen dari total kartu ATM/Debit Mandiri yang menggunakan teknologi
chip."Kami upayakan maksimal 3-4 tahun terlaksana, sejalan dengan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)," terang Tiko.
Sebelumnya, bank BUMN lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga menjadi korban skimming. Adapun BRI telah mengganti dana milik nasabah yang raib sebesar Rp145 juta milik 33 nasabah.
(agi)