Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat mulai mengeluhkan sulitnya mencari bahan bakar berjenis Premium di SPBU Jakarta. Hal ini seperti diutarakan oleh salah satu pengemudi taksi
online, Agung VJ. Ia mengungkap SPBU di sekitar rumahnya di kawasan Jakarta Timur, bahan bakar beroktan 88 itu makin sulit diperoleh.
"Sulit emang mencari premium sekarang di pom bensin, di daerah rumah juga begitu," kata Agung kepada
CNNIndonesia.com, Minggu (25/3).
Hilangnya Premium dari pasaran tidak hanya dirasakan olehnya. Sesama supir taksi
online lain juga mengeluhkan hal yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wah semuanya pada bilangnya juga sama (sulit cari Premium). Apalagi kaya di Jakarta Selatan, Pusat itu
mah udah jarang
nemuin Premium," ujar dia.
Menurutnya, kelangkaan Premium ini bukan karena SPBU tak lagi menjual Premium, tetapi karena minimnya persediaan.
"Ya mereka jual, tapi habis terus. Misalnya sekarang habis, lalu premium baru datang lagi itu minggu depan.
Kayanya gitu makanya udah mulai jarang itu Premium," ujar dia.
Tidak hanya Agung, drivier ojek
onlineyang biasa mencari penumpang di wilayah Jakarta Selatan, Syarif juga menyampaikan keluhan serupa.
"Setiap saya mau ngisi pasti sering banget abis deh di pom bensin. Kalau ada juga pasti
ngantri, karena kadang-kadang cuma ada satu
spot pengisian dari satu pom bensin yang
nyediain premium," ungkapnya.
Ia tidak mengetahui pasti mengapa saat ini Premium mulai sulit ditemui. Namun, dari beberapa SPBU di wilayah Jakarta Selatan tempatnya mengisi bensin, memang Premium jarang ada.
Beralih ke PertaliteSulitnya menemukan Premium, membuat Agung kerap beralih untuk mengisi bahan bakar dengan Pertalite. Meski lebih mahal, hal itu harus dilakulan ketimbang harus mendorong motornya karena kehabisan bensin.
"Ya, dari pada saya harus dorong-dorong motor karena tidak punya bensin. Cuma kalau ada, mending pakai premium
deh, biar irit," ungkap dia.
Sementara Okky Okta, seorang pekerja swasta malah mengaku sudah lama tidak lagi memakai Premium. Kelangkaan bahan bakar itu diakuinya menjadi alasan menggunakan Pertalite.
"Susah sekarang nyari Premium. Giliran ada itu juga ngantri, saya kan juga buru-buru. Ya mending pakai Pertalite sekalian
kan," kata dia.
Lebih lanjut, Ia mengaku tidak mengingat sejak kapan Premium mulai sulit ditemui. Okky hanya memperkirakan sejak ada bahan bakar Pertalite, Premium mulai perlahan hilang.
"Kayanya pas gembar-gembor munculnya Pertalite deh itu Premium mulai hilang," kata Okky.
Premium tetap dipasokMenanggapi kelangkaan Premium ini, Manager Communication & CSR Pertamina Jawa Bagian Barat Dian Hapsari Firasati menyebut bahwa bbm jenis Premium tetap menyuplai Premium secara rutin. Pertamina Jawa Barat ini bertanggung jawab untuk memasok bahan bakar di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Dian pun tidak terlalu menanggapi perihal kelangkaan premium yang terjadi saat ini di wilayahnya. Bagi dia, suplai yang dilakukan oleh Pertamina tergantung dari permintaan SPBU.
"(Soal suplai Premium) Tergantung permintaan dari SPBU," ujar dia.
Selain itu Dian mengklaim pada tiga daerahnya persentase pengguna Premium kian menyusut. Dalam datanya, peminat premium telah turun sebesar 50 persen dari 2016 ke 2017.
"Ini indikasi bahwa masyarakat mulai mencari BBM dengan kualitas lebih bagus," kata Dian.
(eks)