Premium Langka Karena Diburu Usai Kenaikan Pertalite

SAH | CNN Indonesia
Senin, 26 Mar 2018 13:03 WIB
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menilai kelangkaan Premium karena pengguna Pertalite mulai beralih sejak kenaikan harga BBM nonsubsidi itu.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menilai kelangkaan Premium karena pengguna Pertalite mulai beralih sejak kenaikan harga BBM nonsubsidi itu. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menilai kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium yang terjadi saat ini dikarenakan kenaikan harga BBM nonsubsidi jenis Pertalite. Ia mensinyalir, pengguna Pertalite beralih karena persoalan harga.

Sebagaimana diketahui, PT Pertamina (Persero) kembali mengerek harga BBM nonsubsidi jenis Pertalite sebesar Rp200 per liter.

Kenaikan harga Pertalite dipicu oleh tren menanjaknya harga minyak dunia yang saat ini telah berada di atas US$60 per barel. Sebagai pembanding, tahun lalu, rata-rata harga minyak dunia masih di bawah US$60 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tercatat, harga Pertalite di Daerah Istimewa Aceh naik dari Rp7.800 per liter menjadi Rp8.000 per liter. Di DKI Jakarta, harga Pertalite ditetapkan sebesar Rp7.800 per liter dari sebelumnya Rp7.600 per liter.

Sementara, di Papua, Pertalite kini dibanderol Rp8.000 per liter dari Rp7.800 per liter dan harga BBM jenis Premium harganya hanya Rp6.450 per liter.

"Pada saat BBM jenis nonsubsidi naik, pasti premium langka karena orang pindah ke Premium. Sementara, Premium jumlahnya dibatasi," ujarnya di sebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (26/3).


Menurut Said, pemerintah harus hadir di tengah-tengah kelangkaan Premium saat ini. Pemerintah harus menugaskan Pertamina untuk menambah kuota BBM dengan oktan 88 tersebut.

"Pemerintah harus hadir kalau memang menyatakan langka. Pemerintah harus menugaskan Pertamina untuk tambah lagi Premium. Kalau selama tidak ada penambahan, ya tetap langka itu," terang dia.

Sebelumnya, masyarakat mulai mengeluhkan sulitnya mencari bahan bakar berjenis Premium di SPBU Jakarta. Hal ini seperti diutarakan oleh salah satu pengemudi taksi online, Agung VJ. Ia mengungkap SPBU di sekitar rumahnya di kawasan Jakarta Timur, kesulitan mendapatkan bahan bakar beroktan 88 itu.


"Sulit memang mencari Premium sekarang di pom bensin, di daerah rumah juga begitu," kata Agung kepada CNNIndonesia.com, Minggu (25/3). (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER