Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan jumlah tenaga kerja perhubungan di luar negeri meningkat pada tahun ini. Sampai saat ini, ada sekitar 400 ribu tenaga kerja perhubungan di luar negeri.
"Kami maunya lebih banyak lagi,
growth-nya (pertumbuhannya) 20 persen. Harusnya bisa sampai 500 ribu," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (27/3).
Ia menilai prospek tenaga kerja perhubungan di luar negeri sangat besar. Misalnya, saat ia berkunjung ke Singapura, pihak Singapore International Maritim mengajaknya untuk bekerja sama di bidang kelautan. Hal itu dianggap dapat membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja perhubungan Indonesia di bidang kelautan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula dengan China, kesempatan tenaga kerja perhubungan di sana khususnya udara juga cukup terbuka. Pasalnya, tutur Budi, pemerintah telah bekerja sama dalam penyediaan tenaga pilot di sana. Saat ini, pihaknya tengah membahas penyamaan standar kualitas pilot Indonesia dengan yang dibutuhkan di China.
"Dengan China, kami ada kerja sama pilot, kami sedang ketemu duta besar China untuk memberikan kualitas yang sama dengan bangsa lain yang juga bekerja sama di sana. Jadi, potensinya banyak," papar Budi Karya.
Kendati demikian, tenaga kerja perhubungan Indonesia harus memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan di luar negeri, terutama di bidang digital dan bahasa asing. Pasalnya, kemampuan digital saat ini sangat dibutuhkan dit engah perkembangan teknologi yang sedang gencar-gencarnya.
"Makanya, saya sampaikan kepada taruna, bahasa inggrisnya
fluently, digital itu canggih, jangan kayak saya gini yang sudah tua," terang dia.
Selain itu, ia meminta kepada atase perhubungan untuk membuka peluang kerja tenaga kerja perhubungan di luar negeri, terutama yang berasal dari sekolah perhubungan.
Ia menegaskan kepada atase agar jangan hanya menerima tamu dari luar negeri saja. Tugas atase harus lebih dari sekadar sebagai
Liason Officer (LO) tamu-tamu di kedutaan besar. Selama ini, kebanyakan atase perhubungan hanya memberikan laporan penerimaan tamu.
"Makanya, saya ingin di sana atase jangan sibuk antar jemput orang yang ke sana, yang harus dilakukan membuka ruang kerja," pungkasnya.
(bir)