Jokowi Ingin Saran soal Bank Wakaf, Warga Malah Minta Kompor

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 28 Mar 2018 16:18 WIB
Masyarakat seakan tidak pernah mau melewatkan kesempatan ketika bertemu Presiden Joko Widodo. Hal itu terlihat saat Jokowi menerima 300 nasabah bank wakaf.
Masyarakat seakan tidak pernah mau melewatkan kesempatan ketika bertemu Presiden Joko Widodo. Hal itu terlihat saat Jokowi menerima 300 nasabah bank wakaf. (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat seakan tidak pernah mau melewatkan kesempatan ketika bertemu Presiden Joko Widodo. Hal itu terlihat hari ini, Rabu (28/3), ketika Jokowi menerima 300 nasabah dan pengurus Bank Wakaf Mikro di Istana Negara.

Awalnya, Jokowi meminta masyarakat menyampaikan saran dan kritik mengenai pengajuan pinjaman di Bank Wakaf. Namun, kesempatan itu digunakan untuk meminta segala hal kepada Jokowi.

Seperti yang dilakukan Susmarniati asal Purwokerto. Ia awalnya bercerita gorengannya tidak laku dijual di sekolah, karena sudah tidak lagi renyah setelah dibawa dari rumah ke sekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia, kepada Jokowi, meminta dibelikan kompor beserta wajan baru yang lebih besar dan lebih baik sehingga dirinya bisa membuat gorengan di sekolah dengan jumlah lebih banyak dan tetap renyah.

"Karena kan jual pas istirahat sekolah. Waktunya mepet pak, kalau pakai kompor sama wajan kecil nanti jualannya sedikit. Tapi kalau jual jauh-jauh sebelum istirahat jadinya dingin, anak sekolah tidak mau beli," ujar Susmarniati.


Jokowi pun tertawa terbahak-bahak ketika mendengar hal itu. Ia tertawa hingga sempat menyeka matanya saking merasa lucu.

"Kalau itu minta ke Pondok Pesantrennya supaya istirahatnya jadi 30 menit, jadi sempat," jawab Jokowi.

"Enggak pak, minta kompor yang wus-wus jadi bisa," desak Susmaniarti.

Presiden pun terpingkal mendengar desakan itu. Ia akhirnya mengalah dan meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno mencatat keinginan Susmaniarti.

Permintaan lainnya disampaikan Yani, nasabah asal Krapiyak. Yani bercerita dengan pinjaman awal Rp1 juta tidak bisa menutupi kebutuhan kuliah sang anak sekitar Rp3 juta per semester.

"Saya berharap bisa mendapat pinjaman lebih besar dari Bank Wakaf," ucap Yani.

Jokowi menyatakan pemberian izin pinjaman lebih besar menjadi kewenangan manajer Bank Wakaf. Tetapi ia juga mengingatkan masyarakat untuk mengkalkulasikan kemampuan sehingga pinjaman dapat dikembalikan.

"Jangan karena tidak bisa kembalikan, bank jadi ambruk," tutur Presiden.


"Kalau memang tidak bisa, bagaimana kalau UKT (Uang Kuliah Tunggal) anak saya diturunin pak?" tanya Yani.

Jokowi lagi dan lagi tertawa lepas mendengar pertanyaan rakyatnya ini. "Ini sebenarnya bukan urusan Bank Wakaf. Beasiswa saja. Nanti diatur Pak Mantan Rektor UGM saja (Pratikno)," ujarnya.

Mantan Wali Kota Solo ini kembali membuka kesempatan bagi masyarakat berkeluh kesah mengenai Bank Wakaf. Lagi, masyarakat lebih menekankan kepada kebutuhan sehari-harinya.

Marni, nasabah asal Purwokerto, meminta agar Bank Wakaf bisa meningkatkan pinjaman dari Rp1 juta langsung menjadi Rp5 juta. Uang itu bisa mengembangkan usaha menjual ketupat tahu dan nasi campur.

"Ingin mengembangkan kios, kalau tenda nanti hujan deras langsung basah. UKT anak saya alhamdulillah nol tapi sehari-hari ada BPJS juga. Monggo ini usulan saya dipertimbangkan kalau bisa lima juta kenapa tidak?" kata Marni.

Presiden kembali tertawa karena hal itu. Ia menegaskan peraturan terkait Bank Wakaf dibuat dan menjadi kewenangan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.

"Ini Bank Wakaf ya bukan Bank Jokowi," ucap mantan DKI Jakarta ini.

(lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER