Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatatkan 49 bank sudah terkoneksi dengan dua lembaga
switching (pemroses transaksi pembayaran). Arahan agar perbankan terkoneksi dengan dua lembaga
switching ini merupakan salah satu program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan 60 bank lainnya baru terkoneksi dengan satu lembaga switching. Sementara, sisanya masih dalam tahap proses menghubungkan dengan lembaga
switching.
"Masih finalisasi. Sisanya masih menyelesaikan proses," ujarnya, Rabu (4/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, terdapat empat lembaga switching yang telah mendapatkan izin BI, antara lain PT Jalin Nusantara, PT Artajasa Pembayaran Elektronis, PT Rintis Sejahtera (PRIMA), dan PT Daya Network Lestari (Alto).
Namun, ia menolak memaparkan lebih detil terkait kriteria bank yang sudah terkoneksi dengan dua lembaga
switiching atau yang hanya terkoneksi dengan satu lembaga switching, dan masih dalam tahap proses.
"Tidak ada datanya," tandas Sugeng.
Sugeng menilai aturan koneksi perbankan dengan dua lembaga
switching ini sudah lebih baik dibandingkan dengan negara tetangga yang hanya terkoneksi dengan satu lembaga
switching. Misalnya, Thailand.
"Kalau itu (satu lembaga
switching) jatuh seram. Kalau terkoneksi dengan dua lembaga
switching ada backup-nya. Kami berpikir sampai sana," papar Sugeng.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan kewajiban perbankan terkoneksi dengan dua lembaga
switching ini akan memudahkan lebih cepat, efisien, dan mudah.
Ia menyebut mesin perbankan seharusnya bisa digunakan secara bersama, sehingga penambahan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bisa lebih tersebar di berbagai kawasan di Indonesia.
(bir)