Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo baru meresmikan peta jalan
(roadmap) strategi Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0. Melalui peta jalan ini, Indonesia diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga, seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia yang sudah lebih dahulu menyiapkan diri mengembangkan industri tersebut.
Era industri 4.0 sendiri, antara lain pemanfaatan rekayasa kecerdasan
(artificial intelligence), internet of things, big data, hingga robot demi penciptaan nilai tambah barang dan jasa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan bahwa peta jalan tersebut memiliki 10 langkah yang akan dijalankan pemerintah untuk mengembangkan industri 4.0. Langkah tersebut, antara lain dengan membangun infrastruktur dan menyinergikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan platform e-commerce.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keuntungannya (Indonesia), negara-negara lain masih awal (mengembangkan industri 4.0). Jerman baru 3 tahun, Amerika baru mulai. Asean baru Thailand, Singapura, dan Malaysia baru menyiapkan, sehingga dengan Indonesia punya
roadmap, kita bisa mengejar," ujar Darmin di Jakarta, Kamis (5/4).
Selain membangun infrastruktur fisik, Darmin menekankan pemerintah akan mengutamakan pelatihan dan peningkatan ketrampilan bagi tenaga kerja.
"Yang penting ada
retraining (pelatihan) dan
reskilling (peningkatan ketrampilan) untuk tenaga kerja sehingga mereka memiliki ketrampilan yang berbeda," terang dia.
Adapun satu program yang dimiliki pemerintah menurut Darmin adalah peningkatan ketrampilan untuk kompetensi
(skill for competence). Saat ini, pemerintah juga tengah membahas insentif pajak yang mungkin akan diberikan untuk mengembangkan industri ini.
Jokowi sebelumnya, mengaku tak percaya revolusi industri akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja seperti yang ditulis lembaga konsultan Mckinsey dalam risetnya. Menurut dia, revolusi industri justru akan melahirkan bidang kerja baru (agi)