Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Waskita Toll Road (WTR), Anak usaha PT
Waskita Karya Tbk (WSKT), berambisi dapat mengoperasikan 437,5 kilometer (km) ruas tol di Transjawa pada 2018. Hal ini sejalan dengan target perusahaan agar masyarakat dapat menggunakan tol Transjawa sehingga perjalanan mudik Lebaran lebih mudah.
"Paling tidak, sebagian besar ruas tol sebelum Lebaran nanti kami usahakan bisa beroperasi, sehingga dari Jakarta ke Surabaya tembus," ungkap Direktur Utama WTR Herwidiakto, Selasa (10/4).
Beberapa ruas tol Transjawa yang ditargetkan rampung tahun ini, yaitu Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Pemalang-Batang, Pejagan-Pemalang, dan Becakayu Seksi 1A.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara total, WTR telah berinvestasi pada 18 ruas jalan tol di Indonesia. Namun, hanya lima ruas tol yang dapat beroperasi secara komersial hingga saat ini.
Dalam dua tahun ke depan, perusahaan menargetkan dapat mengoperasikan ruas tol sepanjang 889,23 km. Target itu tak hanya berada di ruas tol Transjawa, tetapi juga jalan tol Transumatra.
Perusahaan kini tengah gencar mencari pendanaan untuk pembangunan ruas tol selanjutnya. WTR telah mendapatkan dana segar sebesar Rp5 triliun yang berasal dari divestasi tiga ruas tol melalui skema Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
Tiga ruas tol itu terdiri dari Kanji-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo dengan panjang ruas tol keseluruhan 123,8 km.
Dalam proses penerbitan RDPT tersebut, perusahaan bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai manajer investasi, PT Bank Mega Tbk sebagai bank kustodian, dan PT Danareksa Sekuritas sebagai arranger.
Secara terpisah, Direktur Utama Danareksa Sekuritas Jenpino Ngabdi menjelaskan penerbitan RDPT ini menggunakan dua skema transaksi. Pertama, WTR mengalihkan saham sebesar 57,14 persen saham lama WTTR untuk RDPT dengan nilai Rp2,85 triliun. Kedua, WTTR menerbitkan saham baru sebesar 30 persen untuk RDPT atau setara dengan Rp2,15 triliun.
"RDPT Ekuitas WTR ini memiliki jangka waktu lima tahun. RDPT ini merupakan solusi pendanaan alternatif bafi investor profesional dan proyek-proyek infrastruktur," ucap Jenpino.
(lav)