Utang Luar Negeri Naik 9,5 Persen jadi Rp4.700 T per Februari

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 17 Apr 2018 10:49 WIB
Bank Indonesia mencatat total utang luar negeri berada di posisi US$356,23 miliar per Februari 2018 atau naik 9,46 persen dari posisi tahun sebelumnya.
Per Februari, Utang Luar Negeri Indonesia Melonjak 9,5 Persen Jadi Rp4.700 Triliun. (REUTERS/Rick Wilking).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia mencatat total utang luar negeri Indonesia berada di posisi US$356,23 miliar per Februari 2018. Angka ini naik 9,46 persen dibanding posisi sama tahun sebelumnya, yakni US$325,42 miliar.

Dengan menggunakan asumsi kurs Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp13.400, maka utang luar negeri itu setara dengan Rp4.773,55 triliun.

Berdasarkan statistik utang luar negeri yang disusun BI, utang ini terbagi atas dua jenis yakni, utang pemerintah dan utang swasta. Utang pemerintah tercatat naik 11,9 persen menjadi US$181,39 miliar, sedangkan utang swasta berada pada posisi US$174,83 miliar atau naik 7,05 persen secara tahunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jika ditilik dari sumbernya, asal utang pemerintah yang paling utama adalah Surat Berharga Negara (SBN) yakni US$121,55 miliar atau 67,01 persen dari total utang pemerintah. SBN terbagi atas kepemilikan domestik sebesar US$61,33 miliar dan asing sebanyak US$59,66 miliar.

Dari sisi utang luar negeri swasta, korporasi bukan bank paling banyak mendapat pinjaman luar negeri dengan total U$133,57 miliar atau 76,39 persen dari total utang swasta. Sementara aliran pinjaman luar negeri yang masuk ke lembaga keuangan tercatat US$41,26 miliar.

Dengan demikian, jasa keuangan menjadi sektor terbesar yang mendapatkan manfaat dari utang luar negeri. Kemudian, posisi itu disusul industri manufaktur sebesar US$36,36 miliar, pengadaan listrik gas dan uap sebesar US$24,84 miliar, serta pertambangan dan penggalian dengan nilai US$23,81 miliar.


Kendati demikian, pertumbuhan utang luar negeri melambat dibanding bulan sebelumnya sebesar 10,4 persen secara tahunan. Perlambatan pertumbuhan utang terjadi baik di utang swasta maupun utang pemerintah.

Alasannya, sebagian besar berasal dari penurunan kepemilikan asing pada SBN domestik yang mencapai US$3 miliar dalam sebulan terakhir.

"Pemanfaatan utang luar negeri pemerintah diprioritaskan untuk kegiatan yang sifatnya produktif dan invetasi dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi," ujar laporan itu dikutip Selasa (17/4).


Di sisi lain, jumlah utang swasta tumbuh melambat karena turunnya kenaikan pinjaman bagi sektor keuangan yang mendominasi struktur utang swasta. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER