Jakarta, CNN Indonesia --
Hasil survei perbankan Bank Indonesia mengindikasikan perlambatan pertumbuhan pada penyaluran
kredit baru di kuartal pertama tahun ini. Penyaluran kredit baru diperkirakan mulai meningkat di kuartal kedua.
Berdasarkan survei yang dirilis BI pada Selasa (17/4), hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pertumbuhan kredit baru pada kuartal I 2018 sebesar 75,9 persen, lebih rendah dari 94,3 persen pada triwulan sebelumnya. Namun, SBT tersebut masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 52,9 persen.
"Meski suku
bunga kredit menurun dari kuartal sebelumnya, rendahnya kebutuhan pembiayaan nasabah pada awal tahun dan penyaluran kredit yang selektif dari bank menyebabkan pertumbuhan kredit melambat di kuartal I 2018," jelas BI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut survei tersebut, melambatnya permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan kredit, mulai dari kredit modal kerja, kredit investasi, hingga kredit konsumsi.
Ekspansif di Kuartal II
Survei BI memperkirakan pertumbuhan kredit baru secara kuartalan menguat di kuartal II tahun ini. Hal ini terindikasi dari SBT sebesar 93,1 persen.
Menguatnya pertumbuhan kredit didukung oleh kebijakan penyaluran kredit yang lebih longgar, terutama pada aspek suku bunga kredit yang lebih rendah dan biaya persetujuan kredit yang lebih murah.
Penurunan suku bunga kredit diperkirakan terjadi pada rata-rata kredit modal kerja sebesar 3 bps menjadi 11,78 persen dan suku bunga kredit konsumsi sebesar 8 bps menjadi 14,50 persen.
Responden survei pun optimis pertumbuhan kredit tahun ini mencapai 11,7 persen, lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu yang hanya mencapai 8,2 persen.
(bir)