Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau
BRI akan menerbitkan surat utang (
obligasi) senilai US$500 Juta pada kuartal III 2018 untuk membayar sejumlah utang yang jatuh tempo.
"Karena ini ada (utang) yang jatuh tempo. Jadi, penerbitan
bond itu untuk menutup
bond yang jatuh tempo," ujar Direktur Utama BRI Suprajarto di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (19/4).
Suprajarto enggan merinci berapa nominal utang yang akan jatuh tempo tersebut. Namun, selain membayarkan utang jatuh tempo, dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk membayar cicilan utang dan menunjang bisnis perseroan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu cicilan utang yang akan dibayarkan BRI adalah utang pada China Development Bank (CDB) sebesar US$1 miliar. Menurut Suprajarto, pembayaran beban pokok utang dari CDB akan dilakukan oleh perseroan mulai September mendatang, meski pinjaman dari CDB bertenor 10 tahun sejak 2016.
"September, kami mulai bayar pokok dan itu sudah otomatis. Sudah kami siapkan," katanya.
Menurutnya, pembayaran beban pokok utang dan bunga tak terdampak melemahnya nilai tukar atau kurs rupiah saat ini. Pasalnya, kebijakan transaksi lindung nilai telah diterapkan dalam perjanjian pinjaman dengan CDB.pinjaman dari CDB.
Suntikan dari CDB berkontribusi sekitar 1,2 persen ke total aset, 8,1 persen dari modal, dan 8,41 persen dari liabilitas BRI pada kinerja keuangan 2017. Pinjaman ini diperuntukkan guna mendanai pinjaman-pinjaman jangka panjang perseroan.
(agi/bir)