Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau
BRI mengaku lebih siap berekspansi ke Taiwan, ketimbang ke negara-negara di kawasan
Asia Tenggara (ASEAN), seperti Malaysia dan Singapura yang lebih dekat dengan Indonesia.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, hal ini karena potensi bisnis bank tersebut di Taiwan lebih menjanjikan ketimbang di ASEAN. Menurut kajian BRI, pihaknya dapat menggarap segmen pengusaha besar, menengah, hingga para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara bersamaan di negara tersebut.
"Karena ada bisnis di sana yang dapat kami kembangkan. TKI-nya sendiri iya, tapi orang Indonesia dan Taiwan yang saling berbisnis di sini dan di sana cukup bagus," ucap Suprajarto, kemarin (19/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara bila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, menurutnya, persaingan bisnis industri bank di kawasan tersebut jauh lebih ketat ketimbang di Taiwan. Selain itu, ada beberapa persyaratan yang membuat BRI meragu, salah satunya terkait permodalan.
"Sulit (ekspansi ke ASEAN) sih tidak, tapi hitungan bisnisnya jadi berat, karena modal ke Malaysia itu harus Rp1 triliun. Kalau saya putarkan di sini (di Indonesia), bisa lebih besar
return-nya dan belum tentu diputar di sana bisa sebesar di sini," katanya.
Selain itu, menurutnya, potensi bisnis layanan perbankan di negara-negara ASEAN juga dinilai belum terlalu besar bagi BRI, yang spesialis menyalurkan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meski Thailand, Vietnam, dan Myanmar memiliki kemiripan dengan Indonesia sebagai negara yang tengah getol merintis UMKM, lagi-lagi ada persaingan bisnis yang ketat dengan bank lokal negara-negara tersebut.
"Kompetisi di sana luar biasa. Bunganya juga lebih murah. Bagaimana cara kami bisa bersaing di sana?" terangnya.
Sedangkan bila ingin melirik bisnis layanan transfer uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara-negara Asean ke Tanah Air (remitansi), BRI melihat, potensi cuan ini tak perlu sampai membuat bank membuka kantor cabang di negara tertentu.
"Kalau remitansi ini dengan
online saja kan bisa, tidak perlu sampai membuat outlet di sana," imbuhnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W Martowardojo sebelumnya menyebut baru PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang siap menjajal peruntungan di ASEAN seiring implemantasi kerangka integrasi perbankan ASEAN (ASEAN Banking Integration Framework/ABIF). Sesuai kerangka tersebut, kelompok bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun dan dianggap
Qualified ASEAN Bank (QAB) dapat memperoleh perlakukan seperti bank lokal saat berekspansi ke negara-negara ASEAN.
"Saya dengar Bank Mandiri sudah minat buka bank di Malaysia. Satu (bank) lagi mungkin di lingkungan bank pemerintah juga (yang akan menjajal pasar ASEAN)," ucap Agus beberapa waktu lalu.
Sementara bank dari Indonesia masih menyusun kesiapan untuk menjajal pasar bank di ASEAN, beberapa bank negara-negara ASEAN sudah kokoh menancapkan bisnisnya di Indonesia. Dari Malaysia, misalnya ada CIMB Niaga dan Maybank. Sementara dari Singapura, ada OCBC, UOB, dan DBS.
(agi/agi)