Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melelang kembali lima seri
Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (24/4) dengan target indikatif mencapai Rp17 triliun. Dari target tersebut, pemerintah hanya memenangkan lelang atau menarik
utang sebesar Rp6,15 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), pemerintah melelang lima surat utang, yakni SPN03180725, SPN12190131, FR0063, FR064, dan FR0075.
Dari lelang kelima surat utang tersebut, pemerintah memasang target indikatif mencapai Rp17triliun dan target maksimal Rp25,5 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada seri SPN03180725 bertenor 3 bulan memperoleh penawaran Rp2,75 triliun dengan imbal hasil
(yield) berkisar 4,35 persen hingga 4,7 persen. Seri SPN12190131 bertenor 6 bulan memperoleh penawaran Rp1,35 triliun dengan
yield 5,25 persen hingga 6,15 persen.
Seri FR0063 bertenor 5 tahun memperoleh penawaran Rp1,35 triliun dengan
yield 6,28 persen hingga 6,43 persen. Seri FR064 bertenor 10 tahun memperoleh penawaran Rp6,17 triliun dengan
yield 6,87 persen hingga 7,02 persen. Kemudian, seri FR0075 bertenor 20 tahun memperoleh penawara Rp3,6 triliun dengan
yield 7,41 persen hingga 7,65 persen.
Dari kelima seri tersebut hanya dua seri yang dimenangkan, yakni FR0064 dan FR0075 masing-masing sebesar Rp3,95 triliun dan Rp2,2triliun dengan tingkat kupon 6,12 persen dan 7,5 persen.
Direktur Strategi Portofolio Utang Schneider Siahaan mengaku pelemahan rupiah berpengaruh pada kenaikan
yield Surat Berharga Negara (SBN). Kenaikan
yield, terutama terjadi pada SBN dengan tenor 10 tahun.
"
Yield rata-rata tertimbang untuk tenor 10 tahun ada di kisaran 6,92 persen," jelas Schneider kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (24/4).
Pada penutupan perdagang sore ini, rupiah ditutup menguat 0,62 persen ke level Rp13.889 per dolar AS, setelah terus melemah sejak akhir pekan lalu.
(agi/bir)