Selisih Harga Tinggi, Konsumen Pertalite Balik ke Premium

NDY | CNN Indonesia
Rabu, 25 Apr 2018 18:58 WIB
Selisih harga Pertalite dan Premium yang mencapai Rp1.350 per liter berpotensi membuat sebagian konsumen yang sudah menggunakan Pertalite kembali ke Premium.
Selisih harga Pertalite dan Premium yang mencapai Rp1.350 per liter berpotensi membuat sebagian konsumen yang sudah menggunakan Pertalite kembali ke Premium. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala BPH Minyak dan Gas (Migas) M Fanshuruallah Asa menyebut selisih harga antara Pertalite dan Premium sudah mencapai Rp1.350 per liter. Selisih harga yang tinggi tersebut diakui membuat sebagian konsumen yang sudah menggunakan Pertalite kembali menggunakan Premium.

"Sekarang gap (selisih) Pertalite dan Premium cukup tinggi. Harga Pertalite Rp7.800, sedangkan Premium Rp6.450, berarti ada kesenjangan Rp1.350," kata Asa saat ditemui di Gedung Pertamina, Rabu (25/4).

Pada 24 Maret 2018 lalu, Pertamina menaikkan harga Pertalite Rp200 sehingga makin memperlebar selisih harganya dengan Premium. Saat ini, Premium di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dibanderol seharga Rp6.550 per liter, sedangkan di luar Jamali Rp6.450 per liter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Asa, selisih harga yang semakin tinggi antara Pertalie dan Premium dapat meningkatkan kebutuhan pasokan Premium. Pasalnya, sebagian masyarakat yang sudah menggunakan Premium kemungkinan kembali ke Premium akibat selisih harga yang tinggi.

Ia mengaku pemerintah belum bisa memastikan apakah bakal menambah stok Premium. Saat ini, laporan terkait kebutuhan dan stok Premium tengah ditinjau oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.

"Ada penambahan kuota atau tidak, itu bergantung Perpresnya seperti apa. Misalnya, kalau Jamali sudah pasti harus dipasok, berarti akan ditambah stoknya," ungkap Asa.


Yang pasti, menurut dia, penetapan stok Premium akan ditinjau dari kesenjangan harga, konsumsi masyarakat, lokasi dan kondisi pertumbuhan ekonomi.

"Kalau tahun lalu konsumsi masyarakat terhadap Premium sebesar 5,1 juta kiloliter berarti ya minimal segitu," jelas dia. (agi/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER