Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang bangkit
(rebound) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/4), setelah anjlok hingga 2,81 persen kemarin.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak konsolidasi, tetapi berpeluang menguat. Pelaku pasar masih akan menyoroti nilai tukar
rupiah dan gejolak harga komoditas.
"Pola gerak IHSG akan bergerak konsolidasi di tengah penantian rilis data perekonomian awal bulan, seperti inflasi. Kekuatan naik masih akan terlihat," papar William.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Wiliam, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh pergerakan saham di pasar saham global dan regional. Pada perdagangan kemarin waktu setempat, bursa saham global dan regional bergerak bervariasi.
Berdasarkan catatan
CNNIndonesia.com, tiga indeks utama di bursa saham Wall Street berhasil menguat tadi malam. Dow Jones naik 0,99 persen, S&P500 naik 1,04 persen, dan Nasdaq Composite naik 1,64 persen.
Sayangnya, pelemahan justru terlihat pada indeks di bursa regional. Indeks Hang Seng di Hong Kong terkoreksi 1,06 persen dan Shanghai SE Composite di China terkoreksi 1,38 persen.
Hari ini, ia meramalkan IHSG berada dalam rentang
support 5.888 dan
resistance 6.123. William cukup optimis IHSG bisa bangkit usai anjlok hampir tiga persen kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya, IHSG turun cukup dalam sebesar 2,81 persen atau 170 poin ke level 5.908. Sementara, jumlah jual bersih asing
(net sell) mencapai Rp1,6 triliun.
Hampir senada, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat IHSG akan
rebound secara teknikal. Menurutnya, indeks akan bergerak dalam rentang
support 5.880 dan
resistance 6.000.
"Secara teknikal IHSG terlihat tertahan pada level 5.900 yang merupakan level target
support," kata Lanjar dalam risetnya.
Ia merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati beberapa saham perbankan, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
(agi)