DPR Duga Rekaman Rini-Sofyan Terkait Proyek LNG Bojonegara

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Senin, 30 Apr 2018 10:46 WIB
Rekaman pembicaraan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir terkait proyek LNG Bojonegara, Cilegon.
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Inas Nasrullah Zubir meminta rekaman suara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir diselidiki secara komprehensif. (Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Inas Nasrullah Zubir menduga rekaman pembicaraan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir yang beredar baru-baru ini membahas soal proyek penyimpanan (storage) Gas Alam Cair (Liquefied Natural Gas/ LNG) di Bojonegara, Cilegon, Banten.

Inas menduga rekaman itu sengaja disebar oleh orang dalam yang terlibat dalam proyek tersebut. Untuk itu, ia meminta ada penyelidikan komprehensif atas informasi dari rekaman yang beredar.

Pasalnya, ia menuding Rini telah melanggar Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
"Pembicaraan itu sudah terbaca, proyek yang kerja sama dengan Pertamina dan PLN mengaitkan dengan Ari Soemarno adalah BSM," ujar Inas kepada CNNIndonesia.com, Senin (30/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inas mengungkapkan proyek tersebut rencananya akan dibangun oleh PT Bumi Sarana Migas (BSM) bekerja sama dengan Tokyo Gas dan Mitsui. Saham BSM dimiliki oleh kakak Rini Soemarno, yakni Ari Soemarno, dan Kalla Grup.

Dalam proyek tersebut, Kalla Grup dan Ari Soemarno hanya akan menyediakan tanah. Sedangkan seluruh pendanaan akan ditanggung oleh Mitsui dan Tokyo Gas melalui pinjaman dari Japan bank for International Coorperation (JBIC).
Inas mengungkapkan kesepakatan awal (Head of Agreement) proyek dilakukan pada masa kepemimpinan mantan Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto yaitu pada 2015. PLN juga menginginkan ikut serta dalam proyek ini sebagai off taker (pembeli produk).

Proyek tersebut mendapat kritikan keras dari Inas karena sangat merugikan Pertamina mengingat perseroan harus menanggung take or pay 60 persen. Dalam perkembangannya, mantan Direktur Pertamina Elia Massa Manik memutuskan untuk membekukan perjanjian dengan BSM tersebut karena perseroan berpotensi merugi.

Tak ayal, Inas menduga tindakan Elia tersebut menjadi salah satu faktor penyebab ia dilengserkan dari posisi orang nomor satu di perusahaan minyak itu.

"Tidak boleh seorang Menteri cawe-cawe, ikut campur dalam bisnis keluarganya," ujarnya.
Ari Soemarno, lanjut Inas, bukan sosok yang asing di dunia trading minyak dan gas. Ari merupakan sosok yang membawa pengusaha M Riza Chalid untuk terjun di bisnis minyak dan gas ketika Ari menjabat sebagai Dirut Petral dan kemudian menjabat sebagai Dirut Pertamina.

Setelah pensiun dari Pertamina, nama Ari tenggelam. Namun, menurut Inas, ketika Rini ditunjuk sebagai Menteri BUMN, Ari menjadi momok yang diperhitungkan oleh para trader migas di Singapura karena dapat membantu melancarkan bisnis dengan Pertamina dan PLN, termasuk lelang minyak mentah, premium, serta pengadaan HFO bahan bakar pembangkit listrik terapung dari Turki yang disewa PLN yang saat ini tengah diperiksa KPK. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER