Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan bergerak stagnan hari ini, Kamis (3/5), disebabkan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS) masih tinggi.
Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali mengungkapkan laju IHSG masih akan berada dalam area konsolidasi. Makanya, ia menilai IHSG hanya akan bergerak dalam rentang support 5.974 dan resistance 6.054.
"(Pelaku pasar) juga menanti keputusan dari Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga (bulan ini)," terang Frederik dalam risetnya.
Seperti diketahui, BI masih mempertahankan suku bunga di level 4,25 persen, meski The Fed telah menaikan suku bunganya sebanyak dua kali sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu pelaku pasar juga mengantisipasi keputusan The Fed," jelas Frederik.
Di sisi lain, analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko berpendapat pelaku pasar bisa melakukan akumulasi beli ketika IHSG masih dalam tren penurunan seperti saat ini.
"Kesempatan akumulasi di saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua dengan mempertimbangkan cut loss point agar tidak terseret pembalikan arah," papar Yuganur melalui risetnya.
Pada perdagangan kemarin IHSG berhasil tembus di level 6.012 atau naik 0,29 persen. Sayangnya, pelaku pasar asing masih tercatat jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp260,05 miliar.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan bursa saham Wall Street yang mayoritas indeksnya melemah tadi malam. Hal itu terlihat pada Dow Jones dan S&P500 yang sama-sama turun 0,72 persen, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,42 persen.
(lav)