Pemerintah Serahkan Dua Blok Migas 2019 ke Pertamina

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 11 Mei 2018 21:42 WIB
Pemerintah menyerahkan dua dari empat Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas (Migas) yang kontrak kerjasamanya akan berakhir (terminasi) pada 2019.
Ilustrasi. (www.skkmigas.go.id)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyerahkan dua dari empat Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas (Migas) yang kontrak kerjasamanya akan berakhir (terminasi) pada 2019 mendatang kepada PT Pertamina (Persero).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengungkapkan ada empat WK yang diterminasi tahun depan, antara lain WK Jambi Merang, WK Raja/Pendopo, WK Seram-Non Bula, dan WK Bula.

Pemerintah memutuskan menyerahkan pengeloaan WK Jambi Merang dan WK Raja/ Pendopo kepada Pertamina melalui perusahaan afiliasinya, PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang dan PT Pertamina Hulu Energi Raja Tembirai.

Sebelumnya, operator eksisting WK Raja/Pendopo adalah Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Golden Spike Energy Indonesia Ltd. yang kontraknya akan berakhir pada 5 Juli 2019, dan WK Jambi Merang adalah JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang yang kontraknya akhir kontrak 9 Februari 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah kami memberikan penugasan dan prioritas pengelolaan kepada Pertamina mulai dari WK Mahakam, delapan WK terminasi, lalu dua dari empat WK terminasi ini, otomatis produksi total Pertamina secara nasional naik dari 20 persen menjadi sekitar 39 persen. Kami berharap Pertamina bisa mempertahankan produksi ini," ujar Djoko dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (11/5).

Sebagai pengingat, pemerintah telah menyerahkan hak pengelolaan delapan WK yang masa kontraknya akan berakhir tahun ini kepada perseroan. Beberapa di antaranya WK Tuban, WK East Kalimantan, WK Ogan Komering, WK, dan WK Sanga-sanga.

Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyambut penugasan tersebut. Saat ini, produksi migas perseroan ada di kisaran 300 ribu barel per hari.

"Kami sadari, memang produksi Pertamina perlu lebih agresif lagi," ujar Nicke.

Dari sisi pendapatan, lanjut Nicke, dengan dikelolanya dua WK baru ini bersama dengan delapan WK terminasi lainnya, perseroan bakal menerima total pendapatan hingga US$24 miliar untuk dua puluh tahun.

Selanjutnya, pengelolaan WK Seram Non Bula dan WK Bula ditetapkan untuk dikelola Kontraktor yang sudah ada, dimana Pertamina juga tidak mengajukan permohonan pengelolaan terhadap 2 WK tersebut.

Sebagai catatan, operator yang sudah ada WK Seram Non Bula adalah Citic Seram Energy Ltd dan WK Bula adalah Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Kontrak pengelolaan kedua WK tersebut akan berakhir pada 31 Oktober 2018.

Diantara empat WK tersebut, Jambi Merang merupakan WK yang paling potensial dengan tingkat produksi minyak yang paling besar di mana tahun lalu mencapai 3.706 barel per hari. Sedangkan produksi minyak tiga WK lainnya dibawah dua ribu barel per hari.

Jangka waktu kontrak untuk empat WK tersebut yaitu 20 tahun menggunakan Kontrak Bagi Hasil Migas skema Gross Split. Dengan 4 WK ini, maka kontrak migas skema gross split akan menjadi 20 kontrak.

Total bonus tanda tangan (signature bonus) yang akan diterima pemerintah mencapai US$20,3 juta atau setara Rp285 miliar. Sedangkan perkiraan total Investasi Komitmen Kerja Pasti lima tahun adalah sebesar US$ 308,99 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun.

Berikut rincian bonus tanda tangan dan nilai investasi komitmen kerja pasti lima tahun dari empat WK tersebut:

1. WK Jambi Merang
Nilai komitmen investasi : US$293,3
Bonus tanda tangan: US$17,3 juta

2. WK Raja/Pendopo
Nilai komitmen investasi : US$15,55 juta
Bonus tanda tangan: US$1 juta

3. WK Bula
Nilai komitmen investasi :US$5,25 juta
Bonus tanda tangan: US$1 juta

4. Seram non Bula
Nilai komitmen investasi : US$48,89 juta
Bonus tanda tangan: US$ 1 juta (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER