Teror Bom, IHSG Memerah dan Rupiah Melemah Dekati Rp14 Ribu

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Senin, 14 Mei 2018 12:43 WIB
Nilai tukar rupiah dan IHSG melemah pada perdagangan sesi I, seiring sejumlah teror bom yang terjadi di Surabaya sejak kemarin hingga hari ini.
Nilai tukar rupiah dan IHSG melemah pada perdagangan sesi I, seiring sejumlah teror bom yang terjadi di Surabaya sejak kemarin hingga hari ini. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan sesi I, Senin (14/5), hingga kembali mendekati level Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I diitutup turun 45,04 poin atau 0,75 persen ke level 5.911 setelah bergerak di antara 5.853-5.937.

Keduanya kompak melemah usai sejumlah teror bom yang terjadi di Surabaya sejak kemarin.  

Pada perdagangan akhir pekan lalu, rupiah sempat berhasil menguat hingga 124 poin hingga kembali ke level Rp13.960 per dolar. Namun, berdasarkan data di pasar spot hari ini, nilai tukar rupiah di buka di level Rp13.957 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level terendahnya di kisaran Rp13.993 per dolar AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, IHSG bahkan sempat anjlok hingga di atas satu persen dan bertengger di level sekitar 5.800.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp3,58 triliun dengan volume 4,52 miliar lembar saham. Sementara, perdagangan di pasar reguler hari ini, investor asing tercatat jual bersih (net sell) sebesar Rp250,98 miliar.

Sebanyak 110 saham naik, 248 saham turun, dan 102 saham tidak bergerak. Sementara seluruh indeks sektoral melemah. Pelemahan terbesar dialami oleh sektor infrastruktur yang turun sebesar 1,77 persen.


Alfred Nainggolan menilai pelemahan IHSG disebabkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap serangan bom bertubi-tubi sejak kemarin dan pagi tadi di Surabaya.

"Dengan kejadian bom ini membuat pelaku pasar menunggu (wait and see)," ungkap Alfred kepada CNNIndonesia.com.

Ia menyebut pelaku pasar akan terus bersikap wait and see hingga situasi terbilang kondusif atau tidak lagi ada penyerangan bom oleh sekumpulan teroris.

"Pelaku pasar jadi tidak agresif lagi, pekan lalu juga kan sebenarnya indeks sudah bangkit kan," sambung Alfred.

Dengan demikian, sebagian pelaku pasar jangka pendek memanfaatkan kenaikan IHSG pekan lalu untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).


Jika pemerintah berhasil mengendalikan kondisi ini dan segera menangkap jaringan pelaku rentetan bom di Surabaya, Alfred optimis pelalu pasar akan kembali melakukan aksi beli.

"Kalau besok tidak ada lagi kejadian dan ada berita bagus soal penangakapan, kepercayaan pasar akan kembali," jelas Alfred.

Setali tiga uang, Analis Danpack Sekuritas Harry Wijaya berpendapat peledakan bom di Surabaya memang menambah sentimen buruk bagi pergerakan IHSG. Pasalnya, sejak beberapa waktu terakhir IHSG terus diterpa sentimen negatif.

"Pekan ini juga ditambah ada pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI), kemungkinan suku bunga acuan akan naik," kata Harry.


Ia mengatakan hal itu akan membuat IHSG tertekan karena harga saham perbankan berpeluang turun. Hal ini disebabkan bisnis kredit perbankan terancam koreksi tahun ini.

"Mungkin IHSG hari ini akan menguji level 5.800," tutup Harry.

Seperti diberitakan sebelumnya, telah terjadi ledakan bom di tiga gereja yang berlokasi di Surabaya, yaitu Gereja Santa maria Tak Bercela Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.

Kemudian, serangan bom berlanjut di depan gapura Molrestabes Surabaya pagi tadi. Peristiwa itu mengakibatkan beberapa polisi sedang berjaga dan warga terluka. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER