Jakarta, CNN Indonesia --
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) bakal menerbitkan obligasi berbasis lingkungan/obligasi hijau (
green bond) senilai Rp1 triliun pada medio 2018.
Rencananya, penerbitan obligasi tersebut merupakan tahap pertama dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) perseroan senilai Rp3 triliun yang izin efektifnya masih diproses oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kami baru mendapatkan izin registrasi pertama dari OJK. Rencananya, mudah-mudahan, registrasi pertama sampai ketiga efektif itu bisa terjadi sebelum akhir Juni 2018," ujar Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini dalam acara buka puasa dengan media di Kantor Pusat SMI, Kamis (18/5) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika berhasil diterbitkan, maka perseroan menjadi korporasi pertama yang menerbitkan instrumen green bond di Indonesia.
Berbeda dengan obligasi konvensional, proyek yang didanai oleh green bond merupakan proyek hijau yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial. Misalnya, proyek yang mengedepankan efisiensi energi, pencegahan polusi, dan budidaya teknologi ramah lingkungan.
"Karakteristik investor Eropa itu sangat memikirkan lingkungan (
green minded). Anak-anak mudanya sangat memperhatikan masalah keberlanjutan lingkungan dan sosial sehingga mereka pasti akan lebih memilih green bond dibanding obligasi konvensional meskipun harganya sama," imbuhnya.
Emma menyebutkan beberapa proyek hijau yang dibiayai perseroan antara lain, proyek bendungan, irigasi, energi terbarukan, dan transportasi publik yang mereduksi emisi, seperti LRT dan BRT.
"Kalau dari komitmen portofolio, kami sangat komprehensif tidak hanya teori, tetapi juga dalam tataran implementasi proyek kami memastikan environmental,
social and corporate governance (ESG) diaplikasikan di lapangan," terang dia.
Selain green bond, perseroan juga berencana menerbitkan sukuk senilai Rp1 triliuan pada tahun ini. Sama dengan izin penerbitan green bond, izin penerbitan sukuk juga menggunakan skema PUB senilai Rp3 triliun.
Adapun target perolehan pendanaan tahun ini ada di kisaran Rp10 triliun hingga Rp11 triliun. Selain obligasi, perseroan juga memenuhi kebutuhan pendanaan dari pinjaman perbankan maupun instrumen pendanaan lain.
(bir)