Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) menargetkan komitmen pembiayaan sebesar Rp78,7 triliun pada 2018 mendatang. Angka ini dibidik tumbuh 22,39 persen dibandingkan komitmen pembiayaan sepanjang tahun ini yang sebesar Rp64,3 triliun.
Direktur Utama SMI Emma Sri Martini menjelaskan, sebesar Rp66,4 triliun di antaranya merupakan komitmen pembiayaan komersial. Diikuti oleh pembiayaan pemerintah daerah Rp4,4 triliun, pembiayaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) eks-Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebesar Rp4,4 triliun dan pembiayaan berkelanjutan Rp371 miliar.
“Penetrasi pembiayaan untuk pemerintah daerah akan kami tingkatkan pada 2018. Meski demikian, realisasinya nanti akan sangat bergantung dengan
political will (kemauan politik) pemerintah daerah (Pemda),” ujarnya, Rabu (6/12).
Adapun, proyek-proyek yang akan dikucuri pembiayaan oleh perseroan berdasarkan rencana Pemda, antara lain proyek jalan Pemkab Simalungun senilai Rp350 miliar, pasar Pemkab Tapanuli Utara Rp127,8 miliar, RSUD Pemkab Tabanan Rp201 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati komitmen pembiayaannya mencapai Rp78,7 triliun, perseroan membidik target
outstanding pembiayaan sebesar Rp47,1 triliun pada tahun depan. Target
outstanding pembiayaan lebih kecil lantaran kucuran dananya sangat bergantung pada perkembangan masing-masing proyek infrastruktur yang dibiayai.
Per Oktober 2017, perseroan mencatat komitmen pembiayaan sebesar Rp50,84 triliun, dengan
outstanding pembiayaan Rp32,51 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing komitmen pembiayaan dan
outstanding meningkat 13,24 persen dan 6,79 persen.
Dari pencapaian tersebut, Emma mengungkapkan, perseroan tercatat mengalirkan pembiayaan paling banyak ke segmen kredit investasi. Disusul oleh, dana talangan, kredit modal kerja, subordinasi,
promoter financing, dan penyertaan modal.
Berkah Proyek InfrastrukturProyek-proyek infrastruktur yang banjir di era pemerintahan Joko Widodo membawa berkah bagi SMI. Buktinya, hingga akhir Oktober 2017, perseroan sukses mengantongi laba sebesar Rp1,13 triliun. Pencapaian tersebut tercatat tumbuh 15 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
“Arah kebijakan pemerintah, yaitu pembangunan infrastruktur, memang telah menjadi berkah bagi pertumbuhan bisnis pembiayaan infrastruktur. Tidak cuma di pusat, tapi banyak merambah ke daerah,” tutur Emma.
Makanya, perseroan meyakini target laba hingga akhir tahun sebesar Rp1,4 triliun atau naik 20 persen dibandingkan tahun lalu masih mungkin untuk dicapai.
(lav)