Harga Acuan Daging Ayam Naik Rp1.000 per Kg

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 24 Mei 2018 22:17 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut harga acuan penjualan daging ayam naik Rp1.000 per kg, khusus menyambut Idul Fitri.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut harga acuan penjualan daging ayam khusus Idul Fitri naik Rp1.000 per kg, khusus menyambut Idul Fitri. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengeluarkan aturan baru untuk pelonggaran harga acuan penjualan daging ayam khusus Idul Fitri. Melalui aturan baru tersebut, harga acuan penjualan daging ayam naik Rp1.000 per kilogram dari harga acuan sebelumnya.

Di dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 58 Tahun 2017, harga acuan penjualan daging ayam dipatok Rp32 ribu per kg. Dengan aturan baru, maka nantinya harga acuan penjualan daging ayam naik menjadi Rp33 ribu per kg.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan aturan ini khusus diberlakukan menjelang idul fitri. Hal ini dilakukan demi menjaga harga lantaran suplai daging ayam dirasa sudah menyusut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Yang baru kami keluarkan, peraturan khusus untuk Lebaran ini, kami ada (pelonggaran) Rp1.000 per kg supaya harga tidak loncat-loncatan. Karena dari sisi suplai, suplainya memang berkurang," jelasnya di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kamis (24/5).

Meski memberlakukan aturan ini, ia mengklaim harga daging ayam di pasaran sudah mulai turun. Ia mendapat laporan bahwa di Lampung dan pasar Ciputat, harga daging ayam sudah kembali turun ke angka Rp32 ribu per kg.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per 24 Mei 2018, rata-rata harga daging ayam secara nasional masih tercatat Rp35.800 per kg atau di atas harga acuan penjualannya. Namun demikian, angka ini sudah turun ketimbang posisi awal bulan, yakni Rp37 ribu per kg.


"Bahkan, sebagian besar daerah sudah mengikuti harga daging ayam sebesar Rp33 ribu per kg," imbuh dia.

Di samping itu, ia mengaku telah berkomunikasi dengan perusahaan integrator ayam untuk melepas produknya ke pasar demi meningkatkan pasokan.

Integrator unggas sendiri merupakan perusahaan peternakan unggas skala besar yang terintegrasi, mulai dari produksi pakan, DOC (Day Old Chick), vaksin, sapronak, budidaya ayam, budidaya telur, sampai produk olahan.


Ia mengaku, sebetulnya peternak integrator ini semula tidak diperbolehkan untuk menyuplai daging ayam langsung ke pasar. Ketentuan ini tercantum di dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2016 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras.

Namun, kebijakan ini mau tak mau dilakukan agar persediaan daging ayam bisa kembali turun. Makanya, sejauh ini integrator tersebut sudah mulai melakukan penjualan di 400 titik.

"Nah ini (aksi integrator) langsung memberikan dampak penurunan harga. Jadi hukum ekonomi lah, supply dan demand. Tapi jangan ditanya 400 titiknya di mana saja, lupa saya," tandasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER