Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan pemerintah kembali menerbitkan izin
impor beras sebanyak 500 ribu ton menimbulkan pertentangan di kalangan pedagangan Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Pasalnya, stok beras saat ini diklaim pedagang sebenarnya berlimpah.
Hal ini berbeda dengan penuturan Menteri Perdagangan
Enggartiasto Lukita yang menyebut Bulog masih membutuhkan stok beras untuk memenuhi cadangan optimal. Enggar bahkan menyebut, akan ada kelahkaan beras jika pemerintah tak membuka keran impor.
Pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Ira (32 tahun) mengaku tidak sepakat jika stok beras Indonesia disebut berada di posisi tidak aman. Menurutnya, tanpa impor sekalipun, stok beras masih lebih dari kebutuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibilang stok enggak aman, enggak setuju. Semuanya (pedagang) yang di sini pada teriak kok sejak rencana impor mencuat Januari kemarin," kata Ira saat ditemui CNNIndonesia.com, Sabtu (26/5).
Ira pun mengkritisi Bulog dan Pengelola Pasar Induk Cipinang. Ia menyebut Bulog dan Pengelola Pasar Induk Cipinang tak pernah memberikan informasi perihal impor beras.
"Kami tahunya dari berita doang," kata Ira.
Berlimpahnya stok, menurut Ira, antara lain disebabkan lebih sepinya pembeli pada Ramadan tahun ini. Padahal, menurut dia, biasanya di bulan Ramadan banyak orang yang berdatangan membeli beras dalam jumlah besar.
"Sekarang sepi. Malah gudang tuh yang ramai kayak pelabuhan. Isinya kontainer semua," ucap Ira.
Sementara itu, Jaja (39) mengaku telah mengetahui kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah dari pemberitaan di media. Ia pun kecewa dengan pernyataan Enggar yang meminta impor beras tak diperdebatkan lantara beras sudah mulai masuk.
"Di situ Menteri Perdagangan bilang enggak usah diperdebatkan, karena berasnya udah masuk. Waduh, ya gimana? Kami bisa apa," ucap Jaja.
Ia mengaku curiga dengan kebijakan Kementerian Perdagangan untuk mengimpor beras. Pasalnya, Menteri Pertanian dan Dirut Bulog menyebut stok beras aman dan tak lagi memerlukan impor.
"Kalau pejabat sudah beda-beda (pendapat) gitu, gimana kerjanya sebenarnya? Wajar lah kalau kami curiga," ucap Jaja.
Jaja menilai pemerintah sebaiknya benar-benar memperhatikan stok beras yang ada dan tak sembarangan mengeluarkan kebijakan impor beras.
Dengan dibukanya kembali keran impor beras sebanyak 500 ribu ton, total beras diimpor pemerintah hingga tenggat waktu Juli akan mencapai satu juta ton. Mengutip data pengadaan luar negeri Perum Bulog, jumlah beras impor yang masuk hingga 23 Mei 2018 mencapai 532.526 ton..
(agi/agi)