Jakarta, CNN Indonesia -- Kenaikan
suku bunga berimbas kepada harga emas. Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo, Senin (5/6) malam mengatakan bahwa akibat kenaikan suku bunga banyak orang melepas emas.
Dampaknya, harga logam mulia tertekan. "Penurunan terkait itu, kalau global dipicu kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserves, kalau di Indonesia, kenaikan suku bunga BI," kata Arie.
Sebagai catatan, produk deposito perbankan dan emas sama-sama merupakan instrumen alternatif penyimpan kekayaan yang cenderung bersifat substitusi. Apabila suku bunga deposito naik, orang lebih memiliki insentif untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk deposito.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati melemah, Arie tidak terlalu khawatir dengan pergerakan harga emas.
Selama enam bulan terakhir, pergerakan emas masih dalam batasan wajar dengan harga tertinggi mencapai US$1.340 per ons troy.
"Sekarang, seturun-turunnya masih ada di kisaran US$1.290-an per ons troy. Jadi kecil sekali turunnya, paling sekitar tiga hingga empat persen dan tidak berdampak terlampau banyak," ujarnya.
Apalagi kata Arie di Indonesia sekarang ada anomali permintaan emas, khususnya pada Ramadan tahun ini. Biasanya, penjualan emas di Bulan Ramadan cenderung menurun karena orang menghabiskan pendapatannya lebih banyak untuk konsumsi.
Tapi tahun ini, usai rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, banyak orang yang justru mencari emas.
Arie menyebut penjualan emas perusahaan sepanjang Mei 2018 lalu mencapai 2,8 ton atau lebih tinggi dari target perusahaan tahun ini yang mencapai 24 ton atau rata-rata 2 ton per bulan.
"Jadi, penjualan emas relatif ada anomali," katanya.
(lav/agt)