Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Kemaritiman,
Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa tawaran pembiayaan
program peremajaan sawit (replanting) dari
Bank Pembangunan China, China Development Bank (CDB) berskema
business to bussiness (B to B).Dengan kata lain, tidak akan ada tambahan utang yang akan diambil pemerintah dalam melaksanakan program peremajaan sawit.
"Ini harus ditegaskan, ini tidak ada urusan dengan pemerintah. Jangan sampai salah lalu orang bilang pemerintah mau menambah utang lagi," katanya, Rabu (6/6) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut mengatakan sampai saat ini proses negoisasi atas tawaran tersebut masih terus dilakukan pemerintah.
Dalam negoisasi tersebut, pemerintah meminta agar suku bunga dana yang nantinya digunakan untuk program peremajaan sawit bisa di kisaran empat hingga lima persen atau di bawah suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tujuh persen.
Kalau permintaan tersebut disetujui, dana langsung akan disalurkan melalui koperasi induk atau kelompok tani.
"Pinjaman ini untuk petani kecil, petani yang hanya memiliki lahan satu hektar, dua hektar, empat hektar, lima hektar itu. Bukan untuk petani besar atau konglomerat itu," katanya.
China melalui CDB berminat membiayai program peremajaan sawit yang dilakukan Indonesia. Minat tersebut disampaikan saat Perdana Menteri China Li Keqiang bertemu dengan Presiden Joko Widodo bulan lalu.
Untuk menindaklanjuti tawaran tersebut, Luhut telah mengundang perwakilan petani melalui Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo).
Mereka diminta untuk memberikan data lahan yang ingin dibiayai dengan pembiayaan mikro dari CDB tersebut.
Apkasindo menaungi 1,5 juta anggota dengan luasan lahan 4,7 juta ha atau setara dengan total luas lahan kelapa sawit yang dimiliki petani. Luasan lahan itu tersebar di 10 provinsi seluruh Indonesia.
Di dalam pertemuan itu, Apkasindo meminta program kredit peremajaan sawit dilaksanakan di lahan binaan Apkasindo seluas 2,5 juta hektare (ha).
(agt)