Pasca Akuisi KIN, Rasio Utang Protelindo Tetap Rendah

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Senin, 11 Jun 2018 13:29 WIB
Akuisisi yang dilakukan Protelindo akan menambah utang. Tapi penambahan utang disebut tidak akan mengganggu leverage perusahaan tersebut.
Ilustrasi menara telekomunikasi. (Foto: (www.mitratel.co.id)
Jakarta, CNN Indonesia -- Moody's Investors Services memproyeksikan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) akan meningkat pada tahun ini hingga 2019 mendatang.

Analis Senior Nidhi Dhruv mengatakan meskipun perusahaan tersebut menambah utang, kenaikan EBITDA tersebut akan membuat rasio leverage perusahaan berada di level 2 kali hingga 2,2 kali. Leverage adalah rasio antara dana trader sendiri dibanding pinjaman.

Penambahan utang tersebut tidak akan mengganggu rasio leverage perusahaan karena akuisisi yang mereka lakukan terhadap PT Komet Infras Nusantara (KIN) akan membuat tower yang dioperasikan Protelindo makin banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Maklum saja, KIN saat ini memiliki lebih dari 1.400 menara telekomunikasi dan lebih dari 2.000 penyewa infrastruktur. Pihak Protelindo sendiri sebelumnya memproyeksikan pendapatan berjalan per tahun saat akuisisi akan mencapai Rp325 miliar.

"Kami memperkirakan rasio arus kas bebas Protelindo terhadap utang menjadi 4,6 persen pada 2018 dibandingkan dengan tahun lalu tujuh persen," katanya seperti dikutip CNNIndonesia, Senin (11/6).

Protelindo baru saja merampungkan proses akuisisi PT KIN dengan nilai transaksi sebesar Rp1,4 triliun. Melalui akuisisi ini, Protelindo juga harus menanggung beban utang KIN sebesar Rp95 miliar-Rp1 triliun.


Nidhi menyebut paska akuisis Protelindo terus berkomitmen untuk menjaga agar neraca keuangannya tetap positif dengan mencegah akuisisi tambahan atau aksi korporasi lain yang bisa membuat leverage utang memburuk.

Sejauh ini, perusahaan disebut selektif dalam melakukan akuisisi. Sebab, dalam tiga tahun terakhir perusahaan hanya melakukan dua akuisisi signifikan di PT iForte Infotek pada Juli 2015 dan pembelian 2.500 menara milik PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Kendati demikian, Nidhi mengatakan perusahaan masih bisa mengakuisisi sekitar 2.500 menara lagi mengingat laverage utang yang masih rendah. Makanya, ia berharap Protelindo bisa berpartisipasi dalam mengakuisisi menara hingga waktu mendatang.

Ia menambahkan, Protelindo memiliki 16.401 menara yang disewakan kepada 27.278 penyewa dan pangsa pasar sebesar 19 persen. Sementara, lebih dari separuh menara KIN yang diakuisisi oleh perusahaan sendiri berada di luar Pulau Jawa.

(agt/bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER