Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak dunia tak banyak berubah di awal perdagangan pasar Asia pada Selasa (12/6), waktu Singapura. Hal itu seiring antisipasi pasar terhadap hasil pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura.
Mengutip
Reuters, Selasa (12/6), harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di level US$76,56, menguat US$0,1 dari penutupan sesi terakhir. Sementara, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) menguat US$0,14 menjadi US$66,24 per barel.
Harga minyak telah ditopang oleh permintaan yang sehat dan pemangkasan pasokan yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Selain itu, sejumlah analis juga menilai bahwa pasar minyak dunia saat ini digerakkan kuat oleh pernyataan dan acara terkait kebijakan publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, pergerakan harga minyak mentah dibatasi oleh keraguan pelaku pasar untuk mengambil posisi baru sebelum pertemuan OPEC dan sekutunya pada 22-23 Juni 2018 di Wina, Austria.
Trump dan Kim bertemu pada hari ini di Singapura dengan tujuan memperkecil perbedaan pandangan terkait upaya penghentian program nuklir di Semenanjung Korea.
"Hasil positif apapun (dari pertemuan Trump-Kim) bisa menjadi kabar baik bagi pasar," ujar Direktur Investasi Rivkin Securities Shannon Rivkin.
Kendati demikian, secara fundamental, tidak semua indikator mendorong ke atas harga minyak, terutama dari kenaikan produksi tiga produsen terbesar dunia Rusia, AS, dan Rusia.
Produksi minyak Rusia tercatat telah menanjak dari di bawah 11 juta barel per hari (bph) menjadi 11,1 juta bph pada awal Juni 2018.
Di AS, produksi minyak naik sekitar sepertiga dalam dua tahun terakhir menjadi 10,8 juta bph.
Sekarang, Arab Saudi yang telah memimpin kesepakatan pemangkasan produksi OPEC juga telah menunjukkan tanda-tanda kenaikan produksi.
Arab Saudi telah melaporkan kepada OPEC bahwa telah menaikkan produksinya menjadi sedikit di atas 10 juta bph pada bulan lalu atau naik dari 9,9 juta bph pada April 2018.
OPEC bersama dengan sejumlah negara non OPEC termasuk Rusia mulai memangkas produksi sejak Januari 2017 untuk menggerus kelebihan pasokan global dan mendongkrak harga.
Dalam pertemuan OPEC bulan ini, rencananya dibahas mengenai kelanjutan dari kebijakan pemangkasan produksi.
(bir)