Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan bahwa defisit neraca transaksi berjalan (
Current Account Deficit/ CAD) pada kuarta II 2018 akan melebar. Gubernur BI
Perry Warjiyo mengatakan pelebaran defisit bahkan bisa melebihi 2,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih tinggi dari kuartal I kemarin.
Proyeksi pelebaran defisit tersebut dipicu oleh peningkatan nilai impor dibanding ekspor pada sepanjang kuartal II 2018 kemarin.
"Tapi tidak perlu kaget karena secara musiman biasanya begitu. Meski begitu, kami lihat secara tahunan tetap tidak lebih tinggi dari proyeksi 2,5 persen dari PDB," ujar Perry di kantornya, Jumat (22/6).
Sebagai informasi, nilai impor pada kuartal II 2018 ini memang lebih tinggi dibanding ekspor. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2018 misalnya, menunjukkan impor mencapai US$16,09 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, ekspor hanya tercatat US$14,47 miliar. Perry mengatakan walau berpotensi melebar, defisit transaksi berjalan tersebut tidak akan memberikan risiko pada ekonomi dalam negeri. Pelebaran defisit diperkirakannya hanya akan terjadi untuk sementara waktu saja.
Kenaikan impor yang sempat terjadi April kemarin hanya dipicu oleh kenaikan permintaan bahan baku industri menjelang Lebaran 2018. Setelah Lebaran usai dan kegiatan produksi berjalan dia yakin ekspor akan meningkat dan pelebaran defisit transaksi berjalan bisa dikurangi.
"Jadi meskipun naik impornya, tapi karena aktivitas ekonomi tetap jalan ya masih aman
lah," katanya.
(agt/bir)