Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Rosan Roeslani memperkirakan Bank Indonesia
(BI) akan terus menaikkan
suku bunga acuan untuk mengimbangi kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika,
The Fed.
Dia bahkan memperkirakan kenaikan suku bunga acuan, 7 Days Reverse Reporate yang akan dilakukan BI sampai akhir tahun ini bisa menyentuh 5,25 persen.
Kenaikan menuju level 5 persen diperkirakan Kadin akan dilakukan akhir Juni ini. "Kami dunia usaha sudah tahu juga kalau mau naik," katanya, Sabtu (16/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosan mengatakan walaupun kenaikan suku bunga tersebut nantinya akan diikuti oleh kenaikan bunga kredit bank, pihaknya meminta kalangan dunia usaha untuk tetap tenang. Lakukan saja antisipasi terhadap kebijakan penaikan bunga kredit tersebut.
Rosan mengatakan kenaikan bunga kredit tersebut harus membuat pengusaha aktif berinovasi dalam mencari sumber pendanaan baru, khususnya di pasar keuangan.
Pengusaha bisa melirik bursa saham untuk mendapatkan pendanaan guna melakukan perluasan usaha.
"Tidak apa- apa, antisipasi dengan itu karena kalau tergantung bank ya berat karena biaya dana mereka akan naik," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berharap bank tidak agresif dalam menyikapi kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan BI. Apindo minta bank nasional tidak langsung menaikkan bunga kredit mereka.
Hariyadi yakin bank masih punya cukup ruang untuk menahan kenaikan bunga kredit dengan merelakan sedikit laba bersihnya berkurang.
"Laba bersih bank lokal itu masih tinggi sebab dari jaman suku bunga acuan rendah, bunga kredit sudah tinggi," katanya.
Hariyadi berharap keluhan dunia usaha didengarkan perbankan nasional. Menurutnya kalau bank tetap egois menaikkan bunga kredit ketika BI menaikkan suku bunga acuan, kebijakan tersebut bisa berdampak besar.
Dunia usaha bisa menahan diri untuk mengambil kredit. Dampak lanjutannya ekonomi bisa melambat.
(agt)